Sabtu, 16 Mei 2009

SI ABANG BUANG-BUANG DUIT AJE NIH!

Entah apa yang ada di otak Pemda dahulu kala ketika membuat jembatan busway ini. Ini yang membuat Paijo bingung mikirin. Doi banyak berasumsi. Asumsinya: apakah yang ada di otak Pejabat Pemda sing penting proyek selesai sesuai target? Ataukah dana udah ada kudu buru-buru dibangun jembatan? Atau asumsi yang lebih sadis dari otak si Tarjo: jangan-jangan gara-gara periode salah seorang Pejabat Pemda udah mau rampung, proyek segera dijalankan agar duit bisa cair?

"I don't know for sure!"

Namun dari asumsi-asumsi Tarjo tersebut, satu hal yang pasti proyek pembuatan jembatan busway ini cuma buang-buang duit aja. Yaiyalah! Pastinya jembatan kayak gini nggak cukup 50 juta perak kan? Coba ente tebak berapa kir-kira pembuatan jembatan plus halte busway yang keren kayak gini?

"Gw tebak-tebak buah manggis sih kira-kira 500 jutaan," ujar Tarjo sok tahu.



Sebagai cowok normal, Tarjo sedih dengan kondisi ini. Why? Because seharusnya kalo busway-busway belum ready, mbok nggak usah dibuat jembatan dan haltenya. Ini kan jelas-jelas nggak ada perencanaan yang matang antara pihak Pemda dengan Pimpinan Proyek. Eit, tapi kalo dua-duanya untung mah memang lain cerita.

Tarjo sedih, praktek-praktek yang nggak memihak pada kepentingan rakyat kayak gini sungguh menyayat hati. Doi yang kerja di sekitar Gatot Subroto harusnya udah lama menikmati fasilitas busway. Soalnya, busway sangat membantu kantongnya yang nggak begitu tebal, yang tiap tanggal 15 udah kembang kempis. Bayangkan, cuma dengan 3.500 perak, kita bisa keliling-keliling Jakarta selama masih ada rute busway di daerah itu.

Kalo Tarjo hitung-hitung, jembatan dan halte udah dianggurin sekitar setahun lebih. Ini membuat infrastruktur tersebut bisa hancur gara-gara nggak dipergunakan. Ngerti dong kalo barang nggak digunakan bisa berdebu, dimakan rayap, dan bisa jadi ada "penunggunya". Otak iseng Tarjo malah menganalogikan jembatan dan halte yang nggak dipergunakan kayak janda muda yang belum dapat jodoh. Si janda udah lama nggak mendapatkan kehangatan dari pasangannya. Gara-gara nggak ML, vagina si janda udah bulukan, berdebu, bahkan menjadi sarang laba-laba.

Di musim kompetisi sepakbola PSSI kayak gini, Tarjo selalu berdoa. Bukan berdoa pada Pemimpin PSSI yang nggak tahu malu, karena nggak mau ganti kepengurusan atau direshuffle itu. Tapi berdoa agar jembatan dan halte bisa segera dipergunakan. Kalo udah dipergunakan, jelas akan men-support kepentingan banyak warga Jakarta. Selain itu, bisa mengusur mobil atau motor yang udah terlalu lama menggunakan jalur busway, dimana pembatasnya yang berwarna kuning udah mulai gompal-gompal.

"Oh Tuhan, kabulkanlah permintaanku ini. Amin!"


video copyright by Jaya

0 komentar: