Jumat, 12 Oktober 2012

Lebay, Baru Mati Satu Orang Sudah Heboh!

"SMA 70 Sama SMA 6 Itu Lebay Baru Mati Satu Saja Hebohnya Minta Ampun...", itulah Twit yang di-retwit Ketua Umum Gema Damai Indonesia Fahira Idris ke akun Twitter redaksi Kompas (Kamis, 27/9/2012). Sejak tewasnya Alawy Yusuanto Putra, pelajar SMA Negeri 6, yang ditusuk dalam tawuran di Bulungan, Fahira beberapa hari ini terus memantau percakapan para pelajar via sosial media (sosmed), salah satunya via Twitter.

Kalimat yang di-twit itu sungguh menyesakkan. Betapa tidak, bukan ucapan duka untuk korban yang diberikan, malah sikap tanpa perasaan. Ironisnya, sebagian dari mereka tetap memiliki rasa dendam dan akan kembali melakukan aksi tawuran.

Mereka masih merencanakan pembalasan. Saya pantau percakapan mereka,” ujar Fahira, yang saat ini melakukan kampanye dengan hastag #StopTawuran dan #MaluTawuran.

Tawuran pelajar ternyata lebih radikal daripada teroris yang selama ini digembar-gemborkan. Namun, benar kata teman saya, tawuran pelajar tidak ada uangnya. Berbeda dengan pendzoliman Pesantren dan organisasi Islam di Indonesia yang banyak uangnya, sehingga segenap instansi maupun organisasi mata duitan mau bersusah payah bekerja untuk mengobok-obok Pesantren, termasuk membuat rekayasa-rekayasa dengan dalih teroris.

Sudah pasti yang tawuran tidak pernah ikut ke Rohis! Tapi tawuran itu tidak pernah dikatakan radikal apalagi teroris, hal itu berbeda kalau yang melakukan itu aktivis Rohis,” ujar Ustadz Fauzan Al-Anshari seperti yang penulis kutip dari voa-islam.com, Rabu (26/9/2012).

1348741046761966170

Bloggers, perhatikan! Ketika aksi tawuran dan anarkis yang dilakukan tidak mengatas namakan agama, kaum SEPILIS bungkam. Mereka tidak mengatakan tawuran atau aksi anarkis yang dilakukan pelajar, mahasiswa, atau masyarakat adalah redikal. Begitu pula tawuran warga atau organisasi pemuda non-Islam yang seringkali terjadi. Tapi jika ada murid Pesantren yang disinyalir sebagai teroris, kaum SEPILIS ini langsung berkicau.

Begitu pula ketika, Rohis dituduh sebagai sarang perekrutan teroris, kaum SEPILIS begitu nafsu untuk mendeskriditkan salah satu ekstra kulikuler di sekolah ini. Padahal, anggota Rohis tidak pernah ikut tawuran, melakukan tindakan anarkis, pun bukan sebagai pembunuh. Namun, logika-logika tersebut selalu dibolah-balik oleh kaum SEPILIS. Jadi Bloggers, hati-hati dengan logika kaum SEPILIS!

Coba simak Twit-Twit para pelajar berikut ini. Mereka –yang nge-Twit-  selama ini tidak dianggap Teroris, padahal kelakukan mereka lebih radikal dari Teroris. Mereka tidak peduli dengan tewasnya Alawy dan Rabu kemarin (26/9) seorang pelajar lagi tewas, yakni Deni Januar (17). Siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66 (YK), Kampung Melayu, Jakarta Timur ini tewas terkena sabetan senjata tajam pelajar SMK Kartika Zeni (KZ).

@tubirmania pada ngerasa ga kalo dari sekolah lain ada yg meninggal reaksi media ga terlalu wow giliran dari SMA favorit langsung heboh
SMA 70 sama SMA 6 tuh terlalu lebay, baru mati satu saja hebohnya minta ampun. Wajarlah tubir ada yang mati, ada yang menang

sumber foto: Solo Pos

Sabtu, 14 Juli 2012

BENTUK PEMBAHARUAN HUKUM ZAMAN ROMAWI # 1: DICEKIK SAMPAI MATI


Buku Bellum Judaicum (The Wars of the Jews), Yosephus menulis tentang sejarah hukuman Romawi ketika menduduki tanah Jarusalem. Meski kesaksian pria Yahudi pro-kekaisaran Roma ini diragukan kesaksian dan keakurasian fakta di bukunya, namun tak bisa dipungkiri buku karya Josephus tersebut tetap dapat digunakan sebagai sumber sejarah di zamannya.
Menurut Yosephus, sebagai pemimpin pasukan Romawi, Herodes Agung langsung menerapkan hukuman salib di Yerusalem. Herodes sebelumnya dikenal sebagai pengawal pribadi Cleopatra. Ia pun dianggap sebagai seorang Raja ‘boneka’ Romawi yang ditugaskan ke Yerusalem untuk memperbesar kekuasaan Romawi pada 74 SM. Meski dianggap boneka, ia akhirnya menjadi pemimpin yang bertangan besi diRomawi, terutama dalam menerapkan hukuman mati.

Saat itu, hukuman salib bukanlah tradisi wilayah yang saat itu dikuasai oleh Yahudi. Hukuman mati sesuai tradisi Yahudi adalah dirajam atau dilempari batu sampai mati, dibakar, maupun dipenggal kepalanya. Tentu jenis hukuman tersebut tergantung dari jenis kejahatan yang dilakukan oleh si terhukum. Namun, hukuman tipikal Yahudi hanya dua, yakni dirajam dan dibakar. Sementara hukuman mati cara disalib baru ada setelah pasukan Romawi menjajah ke tanah Jerusalem.

Dalam Kitab Bilangan, disebutkan tentang hukum rajam bagi mereka yang menghujat hari Sabat, “Pastilah dihukum mati; segenap umat Israel harus melempari dia dengan batu di luar tempat perkemahan.” (Bil 15:35). Selain penghujat hari Sabat, mereka yang menyembah berhala, kepada dewa-dewa, kepada matahari atau bulan, atau bintang-bintang di langit juga dihukum rajam. Tak terkecuali mereka yang menghujat atau memfitnah.

Lalu menurut Kitab Imamat, disebutkan hukuman mati dengan cara dibakar, yakni jika seorang laki-laki menikahi seorang perempuan sekaligus dengan ibunya. Ketiga orang ini harus dihukum bakar agar perbuatan mesumnya lenyap (Imamat 20:14). Hukum bakar juga berlaku pada seorang perempuan yang menjadi pelacur. Ia dianggap menodai sang ayah, sehingga harus dibakar (Imamat 21:9).

Yosephus juga menceritakan di buku Bellum Judaicum, menjelang akhir hayat pada 4 SM, Herodes Agung menjatuhi hukuman mati bakar pada dua orang ahli kitab dan beberapa muridnya, karena mencopot hiasan elang yang dipasang Herodes di Bait Allah. Sementara putra Herodes Agung, Herodes Antipas, sempat memerintahkan hukuman mati dengan cara memenggal kepala Yohanes Pembabtis dan rasul Yakobus anak Zebedeus.

Bloggers, selain hukuman mati dengan cara dirajam dan dibakar, bentuk pembaharuan hukuman mati yang dilakukan pada zaman Herodes Agung adalah dicekik sampai mati. Mereka yang sempat ‘merasakan’ hukuman mati dengan cara dicekik ini adalah dua putra Herodes Agung sendiri, yakni Alexander dan Aristobulus. Mereka berdua dieksekusi di penjara di Sebaste, sebuah kota dekat Kaisarea. Hukuman mati ini terjadi setelah Herodes memperoleh izin dari Kaisar Agustus, seorang Kaisar yang menggantikan kediktatoran Julius Caesar.

Di antara hukuman mati itu, menurut Yosephus, penyaliban adalah bentuk kematian yang paling menyedihkan. Hukuman seperti ini dijatuhkan tentara Romawi terhadap para pemberontak. Tentu pendapat ini sangat kontroversial. Sebab, banyak pembaca pada saat itu protes. Mereka mempertanyakan: apakah Yesus itu pemberontak sehingga disalib? Apalagi di buku itu Yosephus juga menambahkan, hukuman mati dengan cara disalib hanya dijatuhkan pada para budak, perompak, dan musuh-musuh serta penjahat-penjahat yang secara khusus dipandang rendah, hina. Oleh karena itu, hukuman salib dipandang sebagai cara mati yang sangat memalukan dan hina.

Pada saat itu, hukuman mati dengan cara disalib juga berlaku di Persia,Yunani, dan Carthagena (Kartago). Menurut pendapat para ahli hukum Romawi, para perampok yang sangat kejam (famosi latrines) harus disalib. Mereka yang memvonis hukuman mati disalib ini di bawah wewenang Gubernur setempat.

Dalam ketentuan hukum Romawi, Gubernur bertindak sebagai komandan tentara. Ia berwenang menjatuhkan hukuman mati terhadap pemberontak dan tentara yang bertindak kejam, sehingga mencemarkan nama baik militer. Hukuman salib dianggap sebagai alat untuk melindungi penduduk di wilayah kekuasaan Romawi dari ancaman tindakan anarkis, baik oleh tentara maupun pelaku kriminal.

Hukuman salib juga diperuntukan bagi para budak. Tak heran saat itu muncul istilah servile supplicium atau hukuman para budak. Tentang hal itu, diungkapkan oleh Plautus (250-184 M), seorang penulis zaman Romawi yang pertama kali mengungkapkan hukuman salib Romawi. Penulis Romawi lain yang mengungkapkan hukuman salib ini adalah Sceledrus lewat karyanya berjudul Miles Gloriosus (205 SM).

Scio crucem futuram mihi sepulcrum; ibi mei maiores sunt siti, pater, auos, proauos, abouos (Saya tahu salib akan menjadi kuburanku; yang juga menjadi kuburan leluhurku, ayahku, kakekku, buyutku, buyut ayahku…” (Sceledrus, Miles Gloriosus).

(bersambung)

Selasa, 26 Juni 2012

BAHASA INDONESIA 'MANDEG', BAHASA GAUL 'MEROKET'

Jujur, saya tidak tahu harus bersikap apa dengan perkembangan bahasa di tanah air: BANGGA atau BERDUKA CITA. Namun yang pasti, perkembangan bahasa pergaulan (baca: bahasa gaul) luar biasa pesat perkembangannya. Boleh dibilang, saat ini bahasa gaul meninggalkan jauh bahasa Indonesia yang sepertinya ‘mandeg’.

Bloggers, majunya’ bahasa gaul saat ini tentu akibat tumbuhnya sejumlah komunitas yang ingin eksis dan dianggap gaul, maupun makin banyak sekelompok minoritas (Banci, Gay, Alay, dan kelompok-kelompok lain). Bahasa gaul yang kata-katanya sudah dikamuskan oleh Debby Sahertian pada 1999,  misalnya. Kata-kata di kamus itu mayoritas berasal dari bahasa para Banci di salon.


  1. EMBER : Memang begitu.

  2. AKIKA : Saya.

  3. SUTRALAH : Sudahlah.

  4. SEGEDE GAMBRENG: Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang besar sekali . Kata ini juga sama dengan kata ‘Segede Goblok’

  5. BEGINDANG : Begini/ seperti ini.

  6. LAMBRETA MACAN TUTUL: Lama sekali.

  7. SECARA: Karena, soalnya

  8. AUSTRALIA: Haus.
Itulah sebagian kecil dari kata-kata gaul yang sering diucapkan oleh Banci. Tak heran, bahasa gaul yang ada di kamusnya Debby Sahertian adalah bahasa gaul ala Banci. Meski dianggap kamus Banci, banyak kata yang dipergunakan oleh mereka yang non-Banci atau normal. Indikator 'kesuksesan' mempopulerkan kata-kata gaul ala Banci ini terlihat dari kamus berjudul Kamus Bahasa Gaul yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan ini sudah mengalami cetak ulang sebanyak 13 kali sejak penerbitan pertama pada 1999 sampai dengan Juni 2002.

Bagi mereka yang tidak ingin disebut Banci seperti Olga Syahputra and the gang, maka sejumlah anak muda kemudian membuat bahasa-bahasa gaul lain, dimana kata-katanya merupakan campuran bahasa Banci, Prokem, bahasa Alay, maupun bahasa yang biasa digunakan para penggila dunia maya.


  1. KRIK : Asalnya dari suara jankrik, namun istilah ini digunakan dalam pembicaraan di dunia maya, untuk menggambarkan kondisi yang sangat garing atau tidak lucu.

  2. PRIKITIU : Sebuah celutukan yang ditujukan untuk pasangan yang tertangkap basah sedang pacaran atau berduaan.

  3. BT / BETE : Singkatan dari Boring Total.

  4. LOL : Kata ini sering dipakai saat chatting, baik di YM, FB, Twitter, atau komunikasi di dunia maya. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud (Tertawa Terbahak-bahak), yang juga dipakai pada saat mengejek lawan komunikasi.

  5. BONYOK : Singkatan dari Bokap-Nyokap (orang tua).

  6. MENEKETEHE : Asal kata ini ‘Mana Kutahu’ dan diplesetkan seperti itu.

  7. ALAY : Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.

  8. JUTEK: Judes, galak, dan sombong.

  9. LEBAY : Identik dengan sesuai yang berlebihan.

  10. BEKIBOLANG: Belok kiri boleh langsung.

  11. CILEDUK: Cinta Lewat Dukun.

  12. BROWNIS: Brondong Manis.

  13. CEMEN: Tidak memiliki keberanian.

Bloggers, sebetulnya bahasa gaul sudah ada sejak lama. Pada 1970-an, bahasa gaul popular dengan istilah bahasa Prokem (sebutan untuk Preman). Bahasa ini biasa digunakan oleh anak-anak jalanan yang dianggap sebagai Preman. Mereka menggunakan ini sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka sendiri.

Belakangan, bahasa Prokem menjadi populer dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain sering digunakan anak-anak muda untuk menyampaikan suatu hal dengan rahasia, juga karena media –terutama media elektronik- mempopulerkan bahasa Prokem ini melalui artis-artis muda atau para penyiar radio di segmentasi remaja.

Kata BONYOK di atas sebenarnya sudah popular sejak 1970-an. Selain kata itu, ada sejumlah kata dari bahasa Prokem yang sampai saat ini masih dipakai, yakni OGUT (saya), BOKAP (bapak), NYOKAP (Ibu), BO’IL (mobil), CABUT (pulang/ pergi), DOKAT (duit). Sementara masih banyak kata dari bahasa Prokem yang barangkali Anda masih ingat, seperti GARADAE (tidak ada), ROKUM (rumah), POSKUL (pulang sekolah/ kantor), SUPING (pusing), CIPOKAN (ciuman), SUDOKUR (saudara), SEMOK (montok), dan lain-lain.

Bahasa gaul terus berkembang. Kata-kata yang sebelumnya sudah popular, masuk ke dalam perbendaharaan kata-kata baru, sehingga bahasa gaul makin melesat alias berkembang pesat. Di bawah ini beberapa kata-kata yang baru saya temukan maksudnya. Barangkali sebagian dari Anda sudah tahu, bahkan sudah terbiasa mengucapkan kata-kata di bawah ini. Kalo itu terjadi, bararti saya memang masih kurang gaul.


  1. AGASE: Anak Gaul Semarang.

  2. AGASO: Anak Gaul Solo.

  3. AGATA: Anak Gaul Jakarta. Kata ini juga bisa digantikan dengan akronim AGJ.

  4. AGUTE: Aduh Anu Gue Gatel. Kata ini diucapkan jika daerah sensitive kita mengalami gatal.

  5. G6: Gundah Gulana Gelisah Galau Gimanaa Gitu.

  6. DASHBOD: Dasar Bodoh. Kata ini diucapkan untuk mengekspresikan teman kita yang bodoh atau tolol.

  7. NABIRONG: Nasfsu Birahi Merong-rong.

  8. NAJONG: Najis, amit-amit.

  9. EDAS: Edan, gila, dahsyat.

  10. EMPRUT: Melakukan hubungan seks tidak sah. Namun perempuan yang diajak ngeseks itu merasa rugi, tetapi ia pun tidak merasa diperkosa.

  11. JAMDUL: Jaman Dulu.

  12. WARTEL TELEPIPIS: Kesulitan mengeluarkan kotoran di WC, sehingga lama sekali. Biasanya karena sembelit atau pada saat itu kebelet ingin buang air besar.

  13. ORACLE: Ora Kelar-Kelar. Kata ini lazim diungkapkan oleh seorang programmer yang hamper putus asa, karena proyeknya lama sekali selesainya.

  14. dll

MULUT OLGA SYAHPUTRA MEMANG KUDU DISEKOLAHIN

Akhirnya Senin (25/6) kemarin, pihak ANTV menerima kesalahan. Stasiun televisi milik Aburizal Bakrie ini berjanji akan lebih berhati-hati lagi, terutama terhadap mulut Olga Syahputra. Seperti diberitakan sejumlah infotainment, dalam acara Fesbukers di ANTV, Olga dituduh melakukan pelecehan terhadap Islam.
Lu Assalamu’alaikum Terus Ah, Kayak Pengemis Lu!

Itulah ucapan yang keluar dari mulut Olga saat memandu acara Fesbukers yang disiarkan secara langsung dari studio ANTV (19/6). Kala itu, ada seorang penelepon menghubungi studio ANTV dan diterima oleh Julia Perez alias Jupe. Oleh Jupe, penelepon tersebut disapa dengan ucapan ‘Assalamu’alaikum’. Namun anehnya, Olga justru mengatakan sapaan Jupe mirip pengemis. Astagfirullah!

Gara-gara penayangan itu, sejumlah protes keras datang dari ummat Islam. Inti pengaduan mereka, Olga telah melecehkan ucapan ‘Asslamu’alaikum’. Host banci ini menganggap, salam tersebut cuma cocok untuk pengemis, bukan untuk seluruh ummat Islam non-pengemis, termasuk banci seperti Olga. 

Bloggers, ini adalah kesalahan kedua program Fesbukers yang dipandu oleh Olga. “ANTV menerima kesalahan dan mereka juga berjanji akan melakukan pembenahan,” ucap Ezki Suryanto, Wakil Ketua KPI Pusat sebagaimana penulis kutip di KapanLagi.com

Buat Olga, ini adalah kesalahan yang ketiga kali. Pertama, ia sempat diprotes para penonton televisi dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat pendamping korban pemerkosaan, karena Olga melecehkan korban perkosaan. Saat itu, banci ini tampil di acara Dekade Trans untuk Indonesia yang disiarkan langsung di TransTV dan Trans7 pada Jumat (15/12) malam. Saat itu, ia berperan sebagai Suster Ngesot.

Publik figur dan pejabat publik adalah orang-orang yang ketika mengeluarkan pernyataan akan menggiring opini publik. Dan itu akan sangat membahayakan karena ujung-ujungnya orang nanti akan menganggap perkosaan itu masalah sepele, bukan kejahatan. Maka efeknya korban perkosaan akan selalu disalahin masyarakat,” jelas Helga, aktivis di LSM Lentera yang menaungi korban perkosaan saat itu, yang penulis kutip dari DetikNews.
 
Dalam akun Twitter, Olga banyak dihujat, salah seorang yang menghujat adalah Risa Hart, pemerhati Hak Kekayaan Intelektual Indonesia (HAKI). “Menggunakan topik ‘mati krn diperkosa supir angkot itu SEPELE’ sbg bahan canda merupakan refleks berpikir manusia TAK BERMORAL dan KEJAM,” kata Risa via akun Twitter.

Kedua, saat acara Dahsyat. Di acara musik yang disiarkan RCTI ini, Olga meminta berdiri salah seorang penonton dan mendekat ke padanya. Dengan nada merendahkan. Olga mengatakan, “Kalau dia (Gisel) mah lahir dari rahim ibunya, kalau lo dikebutin kayak bangsat.”.

Selain kesalahan-kesalahan itu, dari mulut Olga pun sempat menyinggung Yuni Sara. Setiap acara DahSyat, Olga selalu menyinggung Raffi Ahmad sebagai partner dalam membawakan acara, yang berpacaran dengan Yuni Shara. Dalam kesempatan tampil di Fesbukers, yang juga dipandu oleh Olga dan Raffi, Yuni sempat ‘melabrak’ Olga selama 10 menit. 

Omongan saya hanya 10 menit. Becandaan mereka tiga tahunan,” ucap Yuni yang penulis kutip dari DetikHot (21/2/2012). Olga memang becanda, namun pada saat itu Yuni Nampak sangat dendam terhadap becandaan Olga.

Memang sudah saatnya mulut Olga ‘disekolahin’. Namun banyak teman yang mengatakan, mulut banci seperti Olga sulit sekali ‘disekolahin’. Jadi jangan heran, ‘disekolahkan’ dimana pun juga, mulut orang sejenis Olga sulit dikontrol. Dalam bahasa Betawi ‘nyablak’. Selalu keluar dari mulut secara spontan, tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Niatnya guyon, yang terjadi justru bisa menyakiti hati orang yang diajak guyon.
Lalu kenapa Olga tidak dicekal sekalian saja? 

Secara undang-undang kami tidak berhak menegur langsung pengisi acara. Kami berhubungan dengan televisi penyelenggara. Kami minta acaranya diperbaiki,” tambah Ezki. Meski begitu, ia menyarankan, “Olga menyinggung agama, itu sudah melanggar etika. Kami menyarankan agar Olga tidak melakukan siaran langsung lagi. Karena ucapan verbal Olga berbahaya. Kalau direkam dulu kan bisa diedit.”.

Bloggers, terkait dengan keputusan KPI, pada 20 Juni 2012 lalu, acara Bukan Empat Mata (Trans 7) kembali mendapatkan sanksi administratif, yakni pengurangan durasi tayang selama 3 hari berturut-turut. Sanksi tersebut disampaikan langsung Anggota KPI Pusat bidang Isi Siaran, Nina Mutmainnah, didampingi Ketua KPI Pusat, Mochamad Riyanto, dan Wakil Ketua KPI Pusat, Ezki Suyanto, kepada perwakilan Trans 7 di kantor KPI Pusat.

Ezki menjelaskan, pemberian sanksi Bukan Empat Mata terkait pelanggaran di tayangan 16 Mei 2012. Di tanggal itu, ada gimmick menyayikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, tetapi cara menyanyikannya tidak sesuai dengan perundangan yang berlaku (baca: melecehkan). Beberapa narasumber menyayikan lagu sambil duduk dan tertawa-tawa, lalu mereka saling nyeletuk. Terlihat pula para penonton di studio turut bernyanyi sambil duduk, bertepuk tangan, dan tertawa.

Menurut KPI dalam surat sanksinya, pelanggaran tersebut dikategorikan sebagai pelanggaran atas penggunaan dan tatacara penggunaan lagu kebangsaan (SPS Pasal 54). “Ini menjadi pembelajaran sebagai rakyat Indonesia agar menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya,” ujar Mochamad Riyanto.

Jumat, 22 Juni 2012

KALO DENDA-NYA DICICIL BOLEH NGGAK PAK? LAGI TANGGUNG BULAN, NIH!

MANA MAJIKAN, MANA ANAK BUAH....NGGAK JELAS!


Terkadang dalam sebuah kantor ada anak buah yang kurang ajar. Ketika sang Majikan butuh disopirin, si anak buah enak-enakan main BlackBarry. Udah gitu nggak puasa pula di bulan Ramadhan. Wah, komplet abis badungnya!

Ini bukti otentik anak buah yang nggak mau supirin si Bos. Si anak buah lebih sibuk telepon sana, telepon sini. Ngerumpi dengan sang kekasih yang cerewat minta amplop kayak petasan cabe rabit.

MOTOR JADUL TETANGGA OGUT

Saat ogut masih orok, motor ini udah keliling Jakarta. Dahulu sih keren banget, apalagi warnanya kinclong. Merah darah! Ogut yakin seyakin-yakinnya, begitu si pemilik motor membawa si merah darah ini keliling, berjuta mata memandangi dan berdecak dengan kagum.

"Ih, motornya keren abis! Beli dimana ya? Di Alfamart ada nggak ya? Kalo nggak, pasti di Carrefour ada," begitu kata salah seorang yang mengagumi si merah darah ini.

Beranjak SMA, ogut masih melihat si pemilik mengosok-gosok si merah darah dengan penuh kasih sayang. Kali ini orang-orang yang melihat udah bervariasi. Ada yang masih berdecak kagum, ada yang heran kenapa masih ada orang memelihara motor bebek kayak begitu.

Sekarang ini udah tahun 2009. Bentar lagi tahun akan berganti menjadi tahun 2010. Namun si pemilik motor merah darah ini masih semangat memiliki motor bebek bermerek Honda ini. Namun sayang seribu kali sayang, orang yang melihat motor merah darah ini langsung bergunjing.

"Gokil! Motor ini harusnya udah masuk museum dijadikan barang antik!"

"Ah, kebagusan masuk museum. Harusnya dikiloin dan dijadikan besi bekas, pasti beratnya lebih dari 10 kilo."

"Yang punya motor itu pasti nggak punya kerjaan, sehingga nggak bisa beli motor baru. Daripada beli motor baru mahal, mending motor butut merah darah ini disayang-sayang."

Aneka pergunjingan semakin lama semakin seru. Padahal mereka itu lagi puasa. Kata Ustadz, puasa-puasa nggak boleh bergunjing, bolehnya berbuat yang baik-baik. Kalo nggak mau berbuat, lebih baik tidur aja sampai ngiler.

"Yasudah, kita bubar aja dan tidur di rumah masing-masing..."

Sebelum bubar, motor merah darah melintas. Salah satu dari mereka langsung memberhentikan si pengendara. Ia minta tolong diantar ke rumahnya yang relatif jauh. Katanya, kalo jalan cape juga. Eh, ternyata teman-temannya nggak terima. Supaya adil, harusnya melakukan 'om-pim-pa-alayum-gambreng'. Siapa yang menang, dia berhak ikut motor merah darah ini. Dan mereka pun akhirnya melakukan acara gambreng-gambrengan.

Ah, ternyata motor butut yang digunjingkan orang-orang itu masih dibutuhkan juga. At least buat nganter ke rumah salah satu dari mereka. Sesuatu yang seringkali dilecehkan memang belum tentu nista. Pasti ada sesuatu yang positif dari sesuatu itu yang bermanfaat, ya kayak motor butut ini.

NGATRI DARI SUBUH DEMI E-KTP

Kelar sholat subuh, tetangga saya nampak bergegas menuju ke Kelurahan. Kebetulan saya berpapasan dengan tetangga saya ini. Ia membawa secarik kertas undangan dari Ketua RT-nya, yang berisi panggilan untuk hadir dalam pembuatan e-KTP.

“Mending datang lebih awal daripada dapat nomor belakangan,” ujar tetangga saya itu.

Tentu saja saya heran. Kenapa harus datang sejak subuh ke kelurahan sementara kantor kelurahan sendiri bukannya baru jam 8 pagi? Menurut penjelasan tetangga saya, kalo kita datang siang, dijamin kita akan mendapatkan nomor antrean 100-an. Dan itu bisa jadi saya akan dilayani siang hari.

Hari itu kebetulan saya harus menghadiri miting pukul 12. Lunch meeting. Pikir saya, daripada saya mendapatkan nomor buncit yang baru dilayani siang, lebih baik saya ikut ucapan tetangga saya: antre mendapatkan nomor di kelurahan kelar sholat subuh. Ya, apa boleh buat…

Ternyata benar, sejak dari subuh sampai menjelang pukul 7 pagi, anteran warga untuk mengambil nomor cukup ramai. Meski waktu masih menunjukan pukul 7 pagi, tetapi nomor antrean sudah mencapai nomor ke-100. Alhamdulillah saya mendapat nomor ke-3, sedang tetangga saya nomor 1 dan 2.

Belum pernah terjadi dalam hidup saya antre dari subuh hanya untuk mendapatkan nomor. Ini gara-gara e-KTP. Bagaimana pengalaman Anda membuat e-KTP? Yang pasti, ketika pemerintah menggulirkan wacana e-KTP, terus terang saya senyam-senyum. Kenapa? Sebab e-KTP sebenarnya program usang yang sudah dilakukan di kota kecil di Bali bernama Jembrana. Tentang Jembrana sudah sempat saya tulis di Kompasiana.

Jembrana adalah Kabupaten di Indonesia yang pertama kali mempopulerkan e-KTP. Dengan jumlah penduduk sekitar 269.859 jiwa, Jembrana sudah mampu mengembangkan teknologi elektronik dalam satu kartu yang belakangan popular dengan sebutan e-KTP.

Adalah mantan Bupati drg. I Gede Winasa yang berinovasi terhadap e-KTP ini. Alhamdulillah saya sempat bertemu dengan sang Bupati pada 2009 dan melihat pelaksanaan secara langsung kehebatan e-KTP ini, dimana satu kartu bisa digunakan untuk berobat ke rumah sakit, keperluan admistrasi di Kelurahan, maupun untuk pemilihan Kepala Desa (Kades).

Kini, program e-KTP yang digagas Jembrana diangkat menjadi proyek nasional. Dari pengamatan saya pribadi yang sudah membuat e-KTP kemarin, berjalan relatif lancar. Petugas mulai membuka loket tepat pukul 08:00 wib, dimana nomor-nomor anteran dipanggil satu per satu.

Proses pembuatannya setelah mendapat undangan dari masing-masing RT adalah mendapatkan nomor antrean. Setelah ada nomor antrean, Anda akan dipanggil dan masuk ke dalam sebuah ruang, dimana Anda akan melakukan beberapa tahapan sebagaimana membuat SIM. Selain difoto, Anda harus membuat tanda tangan di atas sebuah mesin yang terkoneksi ke komputer. Anda juga harus melakukan foto mata dan finger print. Nah, pengalaman saya, aktivitas yang cukup menyita waktu terjadi di finger print. Mesin finger print ini cukup merepotkan (baca: kurang sensitif).

Jari-jemari kita kudu ditekan dengan keras agar serat-serat di kulit bisa terdeketsi oleh mesin finger print tersebut. Kabarnya, mereka yang punya kulit jari yang halus itu sulit terbaca. Beda dengan mereka yang memiliki kulit yang kasar. Tak heran, saya butuh waktu sekitar 10 menit di mesin finger print ini.

Alhamdulillah, kurang lebih 15 menit, saya sudah keluar dari ruang proses e-KTP. Beruntung sekali saya mendapat nomor awal. Sebab, begitu keluar ruangan, saya melihat sejumlah warga yang berjubel menunggu anteran.

“Wah, kalo saja saya nggak ketemu elo, mungkin gue nggak bakal antre di Kelurahan abis subuh bro,” ujar saya pada tetangga saya.

MENERJEMAHKAN PERNYATAAN SBY TENTANG KORUPSI DI PARTAI DEMOKRAT

Di acara Forum Silaturahim Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya pada Rabu, 13 Juni 2012 lalu, selaku Dewan Pembina, Susilo Bambang Yudoyono alias Pak Beye, mengeluarkan pernyataan ini:

Masih banyak Partai Politik yang kasus korupsinya lebih di atas Demokrat.”

Bloggers, sebagai rakyat, saya coba menerjemahkan maksud pernyataan pria yang kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia tersebut di atas. Barangkali Anda juga bisa membantu menambahkan maksud dari pernyataan tersebut, yang barangkali saya masih cukup bodoh untuk menerjemahkan maksud Pak Beye yang santun dan konon punya komitmen dalam memberantas korupsi ini.

13401631751624258171


Terjemahan I:
Kami, Partai Demokrat boleh korupsi…

Terjemahan II:
Kalo Partai lain boleh korupsi, Partai Demokrat masa nggak boleh korupsi?

Terjemahan III:
Memang saya akui Partai Demokrat banyak yang korupsi, tapi Partai kami cuma sedikit korupsinya, lho…

Terjemahkan IV:
Nggak adil kalo Partai Demokrat yang dikatakan korupsi, Partai lain juga korupsi juga, kok. Bahkan korupsinya lebih banyak…

Terjemahan V:
Jangan salahkan Partai Demokrat kalo korupsi, karena kami hanya ikut-ikutan Partai lain yang juga korupsi…


(silahkan dilanjutkan)

Selasa, 19 Juni 2012

SETELAH PAKE KONDOM, SILAHKAN MAKING LOVE

Kesimpulan yang menjadi judul tulisan saya di atas, saya ambil berdasarkan gagasan Menteri Kesehatan (Menkes) baru, Nafsiah Mboi, dalam jumpa pers yang digelar di Ruang Leimena kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 14 Juni 2012 lalu. Untuk menekan angka aborsi dan kehamilan yang tak diinginkan, Menkes mengusulkan mempermudah akses remaja untuk mendapatkan kondom. Astagfirullah!

Buat Menkes, pemberian kondom kepada remaja akan mengurangi aktivitas seks bebas yang berresiko. Jika pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi sudah cukup baik, kata wanita yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komite Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional ini, kita tidak perlu khawatir ide pemberian kondom akan memicu seks bebas.

Bloggers, belakangan seks bebas memang semakin marak. Data terakhir menyebutkan yang dikeluarkan BKKBN menunjukkan, sebanyak 2,3 juta remaja melakukan aborsi setiap tahun. Selain kasus aborsi, yang tak kalah ‘hebat’ adalah peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS. Di DKI Jakarta, hingga akhir 2011, total penderita HIV/ AIDS mencapai 5.650 kasus, meningkat dari 4.318 kasus pada 2010. 

Tak beda di Provinsi Papua. Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) pada 2011, sebanyak lebih dari 4.000 kasus HIV/ AIDS di Provinsi ini, dimana penderita rata-rata berusia 14-39 tahun. Menurut Manager Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat (YPKM) Jayapura, Dr. Raflus Dorangi,  sebab penderita adalah karena seks bebas, di antaranya hetero seks, homo seksual, dan biseksual.

Untuk mempercepat pencapaian goal MDGs, maka kampanye kondom merupakan suatu kewajiban,” tegas Menkes.

Bloggers, reformasi dari rezim otoriter ternyata tidak menjadikan Republik Indonesia ini membaik. Negara ini justru dikuasai oleh Tokoh-Tokoh yang gigih memperjuangkan Sekuler, Pluralisme, dan Liberalisme (SEPILIS). Mereka dengan berbagai cara mengajak seluruh warga negara ini memiliki faham yang merupakan bagian dari Westernisasi.

Lho, apa hubungannya kondom dengan Westernisasi? Apa hubungannya seks bebes dengan SEPILIS?
Sangat jelas berhubungan. Westernisasi memiliki tiga agenda: Sekularisasi, Pluralisme, dan Liberalisasi. Negara tidak boleh mencampuri urusan agama. Agama urusan masing-masing individu. Pemahaman ini merupakan pahamanan dari Barat. Dalam buku Misykat (INSIST, 2012) karya Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Westernisasi bukan sekadar isu atau program Barat di bidang politik dan ekonomi, tetapi juga kebudayaan dan konsep dalam bentuk wacana yang hidup (living discourse) yang mendominasi kelangan terpelajar di dunia Islam saat ini (hal xiv).

Saat ini para cendekiawan Muslim seperti berbondong-bondong merespon isu kebebasan, persamaan, hak asasi, demokratisasi segala bidang dengan dalil-dalil Qur’an dan hadist. Tentu dengan konsekuensi merubah framework, metologi dan mindset sesuai dengan ilmu-ilmu humaniora Barat. Akhirnya, tanpa terasa para cendekiawan Muslim itu berpikir dengan pendekatan humanistis, liberalistis, dekonstruksionis dan bahkan relativistis. Meskipun mereka itu penampilannya religius dan mengutip ayat-ayat al-Qur’an dan hadist dengan fasih,” tulis  Dr. Hamid yang akrab disapa Gus Hamid, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini.

Seks bebas adalah kultur Barat yang liberal. Oleh karena itu, jika ada pria dewasa yang membawa kondom di dalam saku atau dompet, sudah bukan merupakan hal aneh lagi di sana. Selama pasangan tersebut suka sama suka, mereka bisa having sex, meski one night stand alias bercinta dalam satu malam. Jadi sungguh aneh, ingin menekan angka aborsi, kehamilan, dan HIV/ AIDS pada remaja dengan mempermudah akses remaja untuk mendapatkan kondom. Analoginya, silahkan making love jika suka sama suka, tetapi jangan lupa pakai kondom. Jika sudah dapat kondom, silahkan kalian making love.

Begitulah mind set jika sudah terkontaminasi faham liberal. Solusi yang diambil bukan akar permasalahan, tetapi justru menimbulkan masalah baru. Seperti ingin menanggulangi kemacetan, yang dilakukan adalah memperlebar jalan atau membuat jalan layang dengan menebangi jutaan pohon, bukan mengatasi akar permasalahan dengan membatasi jumlah kendaraan.

Akar permasalahan seks bebas ini sebetulnya sangat jelas, prilaku remaja yang menyimpang. Kenapa prilaku remaja sampai menyimpang? Mereka tidak lagi hormat pada orangtua dan tentu saja agama. Jika orangtua sudah acuh tak acuh, negara apalagi tidak mengatur tentang seks bebas, maka masalah pun terjadi. Negara justru memfasilitasi kondom.

Anehnya, ketika ada sebuah daerah seperti Tasikmalaya ingin menerapkan aturan (baca: Perda Syariah) agar kehidupan sosial dan budaya tidak terkontaminasi faham westernisasi, justru malah diolok-olok, dikatakan telah menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penggagas Perda Syariah dicap tidak sejalan dengan semangat Pluralisme. 

Bloggers, itulah agenda kaum SEPILIS, yang justru ingin mengacak-acak NKRI ini dengan memasukkan faham westernisasi. Saat ini kita sedang diacak-acak oleh kaum ini, sehingga sesuatu yang sebetulnya benar jadi disalahkan, dilecehkan, dikambinghitamkan, dan sikap-sikap yang memecah belah.
Pluralisme tidak ada hubungannya dengan toleransi. Pluralisme adalah faham atau doktrin. Dalam beberapa tulisan saya sudah mencontohkan ada banyak toleransi yang sudah dilakukan, tanpa harus mengikuti faham atau doktrin Pluralisme yang dibawa oleh peradabaan Barat post-modern. Pluralisme mencoba membangun persamaan dari perbedaan dan bahkan cenderung menghilangkannya. Sumber utamanya adalah filsafat relativisme Nietzche, tokoh filosof Barat postmo.

Pluralisme mengharamkan truth claim (mengklaim kebenaran agamanya sendiri). Pokoknya semua harus mengakui (kebenaran) semua agama. “Tidak ada agama yang lebih benar dari agama lain. Sebab, kebenaran itu adalah relatif, yang absolut adalah Tuhan,” tulis Gus Hamid (Misykat, hal 183). 

Dalam tulisan ini, saya tidak akan berpanjang lebar membahas tentang Pluralisme ini. Namun, sekali lagi, Pluralisme adalah salah satu bagian dari Westernisasi, yakni sebuah proyek ideologi yang telah memprovokasi anak-anak muda di Indonesia yang kita cintai untuk melawan institusi keagamaan. Proyek ini didukung oleh banyak pejabat maupun pemerintahan yang kini memang bukan lagi membawa nilai-nilai Pancasila, tetapi liberal. Dan pemberian kondom yang digagas oleh Menkes merupakan salah satu proyek liberalisasi. 

Bloggers, ketika Menkes mengeluarkan gagasan Kondom for All Teenage ini digulirkan, tokoh LSM Parenting Indonesia, Elly Risman langsung merinding membayangkan gagasan ini terjadi. Tak heran, melalui Blackberry Massage (BBM), ia mengirimkan ke seluruh orangtua di Indonesia. Berikut isi BBM Elly ini:

Innalillahi wa innalillaho roji’un
Bergetar luar biasa jiwa keibuan saya mengetahui gebrakan pertama menkes baru :
Bagikan kondom gratis ke remaja
Tolonglah sediakan waktu bicarakan isyu ini dgn anak remaja anda. Bila ia tdk faham jelaskan, salah mengerti luruskan. Mereka harus punya kekuatan pengertian tentang kebenaran agamanya, mana yg halal mana yg haram dan bertahan menjaga kesucian dirinya hanya  untuk pasangan halalnya setelah pernikahan. Peluklah anak anda dan lindungilah dia karena Allah. Bayangkan jalan keluar dari masalah yg dipilih pemerintah ternyata seperti ini!!!!
Tolong bantu informasikan pd saudara/ sahabat/ rekan anda.
Terima kasih atas bantuan anda.semoga Allah membalas kebaikan anda…aamiin”

Selasa, 12 Juni 2012

KONSPIRASI MEMANFAATKAN KECERDASAN OTAK ADOLF HITLER

Seorang peneliti senior Solomongrup kelahiran Belanda, sempat membuat buku yang mengungkap tentang otak Adolf Hitler. Ia bernama Mircea Windham. Buku karya pria kelahiran 1966 ini berjudul menyikap Rahasia Otak Kanan Hitler yang sudah dialihbahasakan oleh Pustaka  Solomon, Yogyakarta (2011).

Mengapa otak Hitler menarik untuk diteliti? Konon, menurut Windham, Hitler adalah seorang pria yang cerdas. Padahal sejumlah data mengungkap, saat masih mengenyam pendidikan menengah dan atas, nilai-nilai pria yang saat kecil disapa Adi ini jelek, terutama untuk mata pelajaran biologi, fisika, dan matematika. Bahkan Hitler dianggap gagal dalam studi.

Pemimpin Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan NAZI ini lebih suka dunia seni, karena kegemarannya pada seni lukis. Saat datang ke Wina, Austria, ambisinya semakin kuat untuk menjadi seorang pelukis. Ia pun mendaftar di Academy of Art di negara ini. Namun sayang, nilai ujiannya rendah, sehingga tidak diterima kuliah di perguruan tinggi tersebut.

Bloggers, meski nilai-nilai akademis dan ulangan selalu jeblok, percaya tak percaya, pria kelahiran Gasthof zum Pommer, 20 April 1889 ini adalah orang yang cerdas. Memang ia belum pernah mengikuti tes Intelligence Quotient (IQ), namun pada 1912, seorang psikolog Jerman ternama, William Stern merancang sebuah tes untuk mengukur kecerdasan, dimana metode yang diusulkan penilaian kecerdasan tes anak-anak seperti yang sempat dikembangkan Alfred Binet dan Theodore Simon di awal abad ke-20.


Sejumlah orang terdekat Hitler telah mengikuti tes IQ. Funk, misalnya. Ia memiliki IQ 124. Lalu Jodi memiliki skor IQ 127; Ribbentrop skor IQ-nya 129; Keital mendapat skor IQ 129; Hermann Goering dan Donitz sama-sama memiliki IQ 138. Di antara orang-orang terdekat Hitler, Schacht adalah orang yang memegang rekor IQ tertinggi, yakni 143.

Lalu berapa IQ Hitler?

Bloggers, menurut Windham dalam buku Mengungkap Rahasia Otak Kanan Hitler, IQ Hitler mencapai 140 sampai 150. Bahkan Schacht sempat menjelaskan tentang luar biasanya otak Hitler:

“…dia memiliki pengetahuan yang luas. Dia memiliki pengetahuan yang mengagumkan dalam perdebatan, diskusi dan pidato. Tidak diragukan lagi, dia orang yang jenius dalam hal-hal tertentu. Dia tiba-tiba memiliki ide yang orang lain tidak memikirkannya yang kadang-kadang berguna dalam memecahkan kesulitan besar, kadang-kadang dengan kesederhanaan mencengangkan… Dia seorang penggerak psikologi massa yang benar-benar jenius…”

Kita tahu, Hitler adalah pengagum ras Arya yang dianggap unggul dan banyak terdapat pada orang-orang Yahudi. Nah, ia sendiri sesungguhnya bagian dari ‘trah’ Yahudi dan konon merupakan keturunan ras paling cerdas. Setidaknya fakta tersebut pernah diungkap oleh Jean-Paul Mulders dan sejarawan Marc Vermeeren dengan menggunakan DNA. Selain keturunan Yahudi, ia juga keturunan Afrika. Dua ras ini yang membuat dirinya benci dan ingin memusnahkan.

Sample DNA yang diambil dari sahabat-sahabat Hitler itu berupa kromosom yang disebut Haplopgroup E1b1b (Y-DNA). DNA ini sangat jarang ditemukan di Jerman dan Eropa Barat, tetapi paling sering ditemukan di Berber, Maroko, Aljazair, Libya, dan Tunisia. DNA-nya seperti miliki orang Yahudi, Ashkenazi, dan Sephardic.

Penelitian yang dilakukan Jean-Paul Mulders dan sejarawan Marc Vermeeren ini membuktikan Hitler berkaitan dengan orang-orang yang ia benci. Kromosom Haplopgroup E1b1b ini sekitar 18-20 persen berasal dari Ashkenazi dan 8,6 persen sampai 30 persen dari kromosom Sephardic-Y. Hal tersebut menunjukkan Hitler konfirm memiliki garis keturunan Yahudi.

Jika ditemukan fakta seperti itu, kecerdasan Hitler jelas perlu dipertanyakan lagi. Sebab, sungguh aneh jika keturunan Yahudi membunuh Yahudi. Namun, ada yang mengatakan, hal itu sekadar sandiwara belaka, agar bangsa Yahudi mendapat belas kasihan dan kemudian mendapat simpati oleh banyak Negara, terutama Negara-Negara Eropa. Salah satu bentuk ‘simpati’ sejumlah Negara Eropa itu pada bangsa Yahudi –terutama Yahudi Eropa- adalah memberikan ‘sejengkal tanah’ di Palestina.

Pada 1914, menjelang Perang Dunia ke-1 terdapat sekitar 604.000 jiwa penduduk Arab-Palestina, sedang orang Yahudi di Palestina hanya sekitar 85.000 orang. Namun, ketika NAZI menyerah kalah, 2,5 juta orang Yahudi Eropa imigrasi ke tanah Palestina. Kini kita saksikan sendiri, bahwa dari ‘sejengkal tanah’, kini bangsa Yahudi telah merampok hampir seluruh tanah Palestina. Selain menyebabkan konflik dengan memecah belah Negara-Negara Arab, Yahudi telah mengecap Palestina sebagai “Tanah Air” mereka. Itulah konspirasi yang konon berawal dari kecerdasan otak Yahudi yang dimiliki oleh Hitler.

Minggu, 03 Juni 2012

"MISTERI TOL CIPULARANG", BUKU UNTUK PENIKMAT DUNIA MISTIK


Ketika membaca buku Misteri Tol Cipularang (2012), pembaca seperti diajak untuk menjelajah ke alam ghaib atau dunia mistik. Harap maklum, banyak peristiwa yang sudah terjadi di tol Cipularang yang menewaskan banyak orang, termasuk tewasnyaVirginia Anggraeni, Istri Sapilul Jamil, di tol Cipularang  pada 3 September 2011 di KM 96,5.

Bloggers, cerita yang dikaitkan dengan dunia mistik diawali dengan peristiwa longsornya kilometer 91,6. Bahwa sejak dibuka pada April 2005, sudah dua kali terjadi peristiwa amblasnya jalan tol Cipularang. Selang 7 bulan sejak diresmikannya tol Cipularang, sudah ada jalan yang amblas di kilometer 91,6 yang area amblasnya sampai ke wilayah Pasir Honje, Kampung Batu Datar, Purwakarta. Oleh karena berbahaya, tol sempat ditutup selama beberapa hari.


Dalam buku yang disunting oleh Mayang Sari, ditulis, kecelakaan itu terjadi, karena tidak menuruti permintaan makhluk gaib. Bahwa mahkluk ghaib merasa didzolimi oleh manusia, karena barangkali ‘habis manis sepah dibuang’. Tak ada sesaji yang biasa diberikan di wilayah-“nya”, padahal sudah menghancurkan daerah kekuasan-“nya”, karena proyek jalan tol Cipularang ini. Sebelumnya, saat jalan belum difungsikan, konon pihak Jasa Marga pernah menyembelih seekor kerbau untuk tumbal.

Di halaman lain, pembaca kemballi diajak mempercayai sebuah kondisi yang dikaitkan dengan dunia mistik. Kali ini tentang sebuah gunung misterius yang ada di kilometer 96. Gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Hijau atau orang Sunda menyebutnya Gunung Hejo.

Gunung Hejo terdapat di Kabupaten Purwakarta, tepatnya di sisi kilometer 96 tol Cipularang. Konon, Gunung Hejo ini menyimpan penuh misteri. Sebab, di gunung ini ada  tempat yang dikeramatkan oleh warga. Bahkan kabarnya, Gunung Hejo hampir setiap hari didatangi oleh peziarah dari berbagai daerah. Menurut Kuncen Gunung Hejo, gunung yang berada di Desa Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan ini adalah tempat keramat.

Saat proyek pembangunan tol Cipularang dimulai, pihak kontraktor berencana membabat habis pepohonan yang tumbuh di tempat itu dan membuat jalan tembusan untuk mempersingkat jalan dan memperkecil biaya. Tapi anehnya, di Gunung Hejo ada pohon yang tidak dapat ditebang. Akhirnya jalur tol yang rencananya dibuat lurus itu terpaksa dibuat melengkung dan mengelilingi Gunung Hejo.”

Dulunya di atas Gunung Hejo ada sebuah tongkat peninggalan Prabu Siliwangi. Hingga saat ini belum ada yang mengetahui dimana tongkat itu berada. Sebagai penanda, tongkat itu diganti dengan sebuah batu berdiri yang dibalut dengan kain putih dan dikelilingi dengan pagar besi, sehingga bangunan itu berbantuk mirip seperti makam. Bangunan itulah yang selalu dikunjungi peziarah. Menurut kuncen, bangunan itu bukan makam, melainkan tempat petilasan. Bangunan itu didirikan oleh seorang warga Sumedang yang berhasil setelah berziarah ke tempat itu. Tempat petilasan Prabu Siliwangi itu merupakan “puser dayeuh” berupa seonggok batu yang menutup lubang yang sangat dalam. Menandakan tempat itu sebagai tempat yang dimuliakan untuk berdoa”.

Menurut Mak Acih, warga sekitar Gunung hejo, banyak yang ke Gunung Hejo untuk mencari berkah, misalnya masalah usaha dagang, kenaikan pangkat, dan mencari jodoh. Untuk sesajen biasanya diminta uang sekitar 2-3 juta untuk membeli tujuh macam buah, tujuh rupa bunga, dan biasanya diikuti puasa 3 hari 3 malam. Konon usaha tersebut banyak yang berhasil.


Bloggers, buku ini sepertinya memang dikhususkan untuk para penikmat dunia mistik. Yakni mereka yang percaya pada klenik dan mistik atau bahkan mereka dianggap sebagai para budak setan dan jin, sehingga sangat percaya dengan peristiwa yang terjadi di tol Cipularang erat kaitannya dengan dunia mistik.

Tentang dunia mistik ini, majalah Sabili pernah menulis di edisi tahun 2002 M/ 1423 H tentang empat macam kelompok manusia dalam dunia mistik dan klenik. Kelompok pertama adalah mereka yang tidak percaya sama sekali kepada dunia mistik, hal-hal yang berbau klenik, dan termasuk juga tidak percaya akan adanya jin. Kelompok ini menyebut dirinya sebagai orang yang berpikiran rasional. Atau, mungkin lebih tepat jika dikatakan rasio minded.

Kelompok kedua adalah mereka yang sangat percaya pada dunia mistik seperti ini. Harap maklum, sejak dahulu kala negara ini sudah dikuasai oleh para pemimpin atau orang-orang yang percaya akan dunia perklenikan, mistik, dan kemusyrikan, maka banyak ‘orang pandai’ dan tokoh publik sampai saat ini percaya pada klenik dan mistik. Mereka tak jarang melakukan sesuatu atau mengambil satu keputusan penting pun dengan berpatokan pada wangsit atau mimpi terlebih dulu.

Di buku Misteri Tol Cipularang, kelompok kedua ini sangat jelas digambarkan eksistensinya oleh penulis. Mereka adalah sudah melakukan tindakan syirik atau menyekutukan Allah swt, yakni dengan meminta segala hal pada sebuah gunung.

Menurut Mak Acih, warga sekitar Gunung Hejo, banyak yang ke Gunung Hejo untuk mencari berkah, misalnya masalah usaha dagang, kenaikan pangkat, dan mencari jodoh. Untuk sesajen biasanya diminta uang sekitar 2-3 juta untuk membeli tujuh macam buah, tujuh rupa bunga, dan biasanya diikuti puasa 3 hari 3 malam. Konon usaha tersebut banyak yang berhasil”.

Kelompok ketiga adalah kelompok yang lebih parah dari kelompok kedua. Kelompok ini adalah mereka yang sudah diperbudak oleh klenik. Mereka adalah para dukun, tukang sihir, tukang santet, ‘orang pintar’, maupun paranormal. Mereka dianggap sebagai para budak setan dan jin, yang telah mengadakan perjanjian tertentu dengan jin untuk melaksanakan tugas sesuai yang diingkan oleh jin. Imbalannya, mereka mendapatkan ilmu di atas rata-rata manusia.

Kelompok terakhir adalah mereka yang tidak termasuk dari kelompok satu maupun ketiga. Kalau dalam Islam, kelompok ini percaya pada hal-hal ghaib cuma sebatas yang diberitahukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kitab-Nya dan RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam dalam sunnahnya. Namun kelompok ini menolak berhubungan dengan dunia mistik.

Dalam buku Misteri Tol Cipularang ini mencoba menyakinkan pembaca, bahwa fenomena di tol Cipularang sangat berhubungan dunia mistik. Jika sebelumnya disajikan kisah mistik Gunung Hejo, pembaca kembali disajikan tentang misteri patung Buto yang ada di tugu Jasa Marga di KM 98 dan patung kepala singa di kilometer 99-100.

13387422682061458301

Menurut banyak saksi, di sepanjang tol Cipularang terutama kilometer 66-127 arah masuk gerbang tol Pasteur Bandung, terdapat satu area yang begitu kental nuansa mistisnya. Bahkan secara kasat mata dan dengan mata telanjang pun dapat terlihat simbol-simbol itu. Jika diperhatikan pada kilometer 98 dari arah Jakarta, tepatnya sebelum jembatan Ciomas, terdapat tugu PT. Jasa Marga-Nindya Karya. Anehnya, tugu itu tidak berdiri sendiri, namun diapit oleh dua patung kecil berbentuk menyerupai buto (raksasa dalam dongeng rakyat) yang membawa garda atau pentungan”.

Menurut salah satu warga yang pernah mendengar kisahnya di daerah tersebut terdapat istana jin. Konon, lokasi tersebut merupakan perbatasan wilayah Kerajaan Prabu Siliwangi, sehingga diberi simbol patung kepala harimau. Namun, versi cerita lainnya juga berkembang di masyarakat. Dahulu, saat tol baru akan dibangun, si kontraktor bermimpi. Sebuah pesan masuk ke dalam mimpinya. Kata pesan tersebut, jika ingin membuat tol, maka pada kilometer 95-100 ke arah Bandung harus didirikan patung harimau. Sedangkan pada kilometer 100-95 ke arah Jakarta harus didirikan patung monyet. Maka atas pesan itulah terdapat patung-patung yang dapat dilihat saat ini”.

Bagi Anda yang tidak menyukai dunia mistik atau kelompok keempat, biasanya langsung menolak dengan penjelasan yang ada di buku Misteri Tol Cipularang ini. Apalagi makin tidak percaya dengan tentang analisa yang tertulis di buku itu:

Banyak kecelakaan terjadi di area tersebut (area Gunung Hejo), karena makhluk gaib penghuni Gunung Hejo. Sosok itu tidak senang wilayahnya dijadikan jalur cepat Cipularang”.

Analisa tersebut jelas menyimpulkan, bahwa tewasnya Virginia Anggraeni, Istri Sapilul Jamil, di tol Cipularang  pada 3 September 2011 di KM 96,5 adalah akibat sosok penghuni Gunung Hejo tak suka wilayahnya dilewati. Jika itu kita percayai, maka saat menyusuri tol Cipularang menuju ke Bandung, kita telah membuat tidak senang penghuni Gunung Hejo itu. Nah, sekarang hitung berapa kali Anda telah membuat marah penghuni Gunung Hejo itu jika setiap weekend Anda pergi ke Bandung via tol Cipularang. 

Sabtu, 02 Juni 2012

TOILET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN MOTIVASI


Belakangan ini toilet -terutama di toilet pria- dimanfaatkan sebagai ajang informasi.  Jika kebetulan berkunjung ke mal, tiap kali membuat air kecil, Anda pasti sering melihat papan pengumuman, entah itu berupa flyer atau poster dipajang di tembok, persis di atas toilet. Para praktisi promosi atau publikasi mengerti, bahwa salah satu lokasi ‘strategis’ untuk memasang informasi atau promosi adalah di toilet.

Selain, informasi event reguler atau spesial, flyer atau poster yang dipajang di toilet adalah iklan promosi kartu kredit bank. Bahkan ada pula yang memasang promo makanan sebuah restoran. Meski banyak yang mengatakan ‘salah tempat’ –menaruh iklan makanan di toilet, tetapi tim promosi mal tersebut mengganggap daya sihir toilet sebagai media beriklan sangat ampuh.


1338624643126767014Toilet pria di Jak TV. Ada kata-kata bijak yang dibingkai dengan pigura (foto kanan).


Beda lokasi, tentu beda content. Ini terjadi di toilet di gedung perkantoran atau toilet sebuah perusahaan. Setidaknya saya menjumpai di dua lokasi, dimana toilet dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan ini. Pertama, toilet di markas JakTV di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan. Kedua, toilet di gedung Indosat, jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Di Jak TV, di depan toilet digantung sebuah kata bijak. Maaf, kebetulan saya tidak sempat mencatat kata bijak itu, karena sibuk membuka resleting dan buang air kecil. 
Nampaknya sang pemilik ingin para karyawannya -khususnya yang pria- bisa menyerap kata-kata bijak tersebut, sehingga termotivasi dalam bekerja. Luar biasa bukan?


Lain lagi di gedung Indosat. Di toilet pria di gedung ini terdapat informasi kesehatan. Begitu membuka resleting, kita langsung diperlihatkan kadar warna-warna urine (air kencing) yang kita keluarkan. Dengan mengetahui kadar warna pada urine, maka kita mengetahui indikasi penyakit yang kita miliki.

Seperti kita ketahui, bahwa urine yang berwarna kuning pucat dianggap ‘bebas’ penyakit. Lalu urine berwarna orange diindikasikan si pemiliknya terkena disfungsi hati. Kemudian urine cokelat memperlihatkan menampakkan ada masalah ginjal. Serta urine berwarna merah berati ada darah dalam urine, yang dapat mengindikasikan pendarahan atau kanker.

13386247581522588309
Toilet di gedung Indosat. Ada informasi tentang warna urine.

Bloggers, buat saya pemanfaatan toilet sebagai media penyebar informasi dan motivasi sangat menarik. Hal ini bisa dijadikan inspirasi bagi kantor-kantor maupun perusahaan yang memiliki toilet di gedung. Selama itu bisa menyebarkan kebaikan, tentu sah-sah saja, kecuali ayat-ayat suci al-Qur’an. Tentu pemanfaatan media toilet ini akan berbeda jika toilet yang kita gunakan adalah toilet bayar. Sebab, tulisan yang terpampang di situ pasti: “Kencing dan berak Rp 2.000” atau tulisan-tulisan yang menjijikan, nomor-nomor telepon mantan pengguna toilet, maupun gambar-gambar alat kelamin.


Jumat, 25 Mei 2012


Rabu, 23 Mei 2012

DAN NYALI RUHUT SITOMPUL PUN CIUT


Tak kurang dari lima menit selesai rapat, Ruhut Sitompul langsung didatangi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) , Ustaz Bachtiar Natsir Lc. MM. yang hadir bersama rombongongan Forum Umat Islam (FUI) yang diketuai Ustaz Alfian Tanjung.

"Apa maksud anda dengan ucapan itu? Anda harus minta maaf," ujar Ustaz Bachtiar pada Ruhut.
Meski terpojok, Ruhut tetap tidak juga minta maaf. Ia malah berteriak sekencang-kencangnya dengan nada menantang. "Saya tidak tahukalian mau apa. Ini rumah saya, mau apa kalian," teriak Ruhut.
"Saya mengatakan kebenaran, jangan anarkis, jangan anarkis," teriak Ruhut lagi sambil memanggil petugas keamanan DPR.

Itulah kejadian yang terekam pada Selasa sore (22/5/2012) kemarin, saat Komisi III DPR RI menerima delegasi Forum Umat Islam (FUI) DPR RI. FUI datang meminta Komisi III DPR agar mendukung Mabes Polri supaya tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga.

Ruhut memang membuat tersinggung banyak pihak di dalam ruangan tersebut, tidak hanya rombongan dari MIUMI dan FUI, tapi juga pihak anggota komisi III yang beragama Islam. Sikap pria yang sering disapa Poltak ini mengarahkan, bahwa ormas yang suka berbuat anarkis dalam audiensi ini adalah FUI, termasuk MIUMI. Padahal FUI dan MIUMI, apalagi mayoritas ibu-ibu tidak pernah sekalipun berbuat anarkis.

"Sedapnya hidup di negara Pancasila ini, yang dihina agama Kristen yang membela ormas Islam, Saya dari Partai Demokrat mengatakan: saya ini seorang Kristiani. Dalam ajaran agama saya pemerintah yang sah harus kita dukung. Jangan coba-coba anarkis, ini dari saya Partai Demokrat. Ada aturan main, kepolisian," kata Ruhut.

Dalam pernyataan ini Ruhut menganggap:

  1. Agama selain agamanya tidak mengajarkan warganya mendukung pemerintah.

  2. Kalimat "Jangan coba-coba anarkis" secara tidak langsung merupakan kalimat ancaman kepada ormas-ormas Islam,  khususnya yang sore itu hadir di ruang rapat, yakni FUI dan MIUMI.

Dua tuduhan Ruhut itu jelas menyinggung ummat Islam, apalagi pernyataan ormas anarkis yang jelas menyinggung pihak FUI dan MIUMI. Mengingat FUI dan MIUMI tak pernah melakukan tindakan anarkis. Dua ormas Islam ini hadir dengan tujuan baik, yakni dengan cara yang sesuai prosedur baik etika dan ketentuan hukum, terlebih banyak peserta FUI adalah perwakilan dari Ibu rumah tangga.

Ruhut seakan dengan sengaja ingin menyerang kelompok Islam. Usataz Bachtiar yang tidak terima dengan pernyataan Ruhut, terus mengejarnya untuk meminta maaf. Melihat sang Ustaz mengejar, Ruhut ketakutan dan masuk ke ruangan sekretariat Komisi III.

"Awalnya saya nggak dikasih masuk," papar Ustaz pimpinan Ar-Rahman Qur'anic Learning (AQL) yang bermarkas di Tebet Timur ini. "Lalu saya tongkrongin sampai keluar, karena dia tidak mau menerima saya dengan baik-baikLantas saya bilang ke orang sekretariat, saya laki-laki. Nggak bawa senjata. Saya tinggalkan barang saya, kalau perlu kunci dari luar. Pak Ruhut ngga mau bicara. Oke yang bicara laki-laki dengan laki. Man to man."

Usatz Bachtiar tak takut dengan siapapun yang membekingi Ruhut. Tujuannya baik, ingin mengajak Ruhut agar menjadi orang baik. "Siapapun di belakangnya saya tidak peduli, saya tidak peduli karena dibelakang saya Allah. Saya masuk ke ruangannya. Saya ingin mengajakan dia menjadi orang baik, dengan berbicara baik. Rupanya dia tidak bisa menjadi orang baik," katanya.

Kisah Ustaz Bachtiar dalam Blackberry Massage (BBM)-nya dengan saya pagi ini, saat ia masuk ke ruang, Ruhut ketakutan seperti anak kecil minta perlindungan orangtua, apalagi pada saat ia dipepet oleh Ustaz. "Tangan saya saya di belakang, tetapi wajahnya saya pepetin dengan dada saya. Seandainya dia senggol duluan, saya banting duluan," ungkap Ustaz Bachtiar. "Ia teriak-teriak panggil keamanan kayak anak kecil. Omongannya norak, kampungan dan sangat ketakutan".

Kompasianers, malam hari setelah peristiwa di ruang Rapat Komisi III, Ruhut diundang tvOne di acara Apa Kabar Malam (AKI). Di acara itu, pengacara dan anggota Partai Demokrat ini awalnya terlihat santai. Begitu ia melihat Ustaz Bachtiar diundang pula oleh Indiarto dan Indy Rachmawati yang menjadi Presenter AKI Malam, Ruhut terlihat pucat. Sepanjang program, wajahnya tegang dan tidak berani menatap Ustaz.

"Saya sih nyantai aja. Tetapi dengan kesombongannya, ia pura-pura cuek," ujar Ustaz. "Kalo di acara itu dia nyolot lagi, saya pasti akan sempot lagi. Bagusnya dia mereda".

INILAH PARA TOKOH NASIONAL YANG PRO DAN KONTRA KONSER LADY GAGA


Kontroversi konser Lady Gaga memperlihatkan dengan jelas siapa tokoh-tokoh nasional yang pro dan yang kontra. Berikut ini pernyataan-pernyataan sejumlah tokoh nasional tentang penolakan konser Lady Gaga yang saya kumpulkan dari berbagai sumber. Tentu, di bawah ini cuma sebagian kecil saja dari para Tokoh Nasional yang pro, maupun yang kontra.


MEREKA YANG PRO

"Kita mengimbau supaya aparat kepolisian tetap memberikan izin kepada konser tersebut. Sebab itu adalah penyelenggaraan konser tingkat dunia. Kami sebagai pimpinan Komisi III DPR sangat menyayangkan apabila kepolisian tidak menyetujui permohonan itu hanya karena ancaman pihak ketiga yang belum diketahui. Orang Uzbeskistan yang jadi PSK dibuka selebar-lebarnya, sedangkan kelompok musik dunia yang hendak mengekspresikan kehebatan dan kecanggihan budayanya tidak diperbolehkan. Aneh ini. Institusi kepolisian masih menggunakan pendekatan moralistik, tetapi sarat dengan inkonsistensi". - Benny Kabur Harman, Ketua Komisi III DPR RI, anggota Partai Demokrat, MetroTV News.com, 16 Mei 2012.
***
"Dari segi semangat kebangsaan, insiden larangan ini menunjukkan negara telah gagal menjaga semangat pluralisme. Kepolisian semestinya memberi penilaian obyektif atas rencana pergelaran konser Lady Gaga. Polri profesional dan terbebas dari tekanan kelompok mana pun". – Tubagus Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi Keamanan DPR, Tempo.com, 18 Mei 2012. 
***
Melarang konser itu adalah hal yang nggak masuk akal. Negara kita bukan Negara Tirai Bambu. Saya kira, kalau (ditolak) begitu, malah jadi kampanye yang nggak elok. Kecuali, Lady Gaga konser ke sini dengan telanjang bulat. Itu nggak boleh”. – Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR RI, Partai Golongan Karya (Golkar), 21 Mei 2012.
***
Pelarangan konser Lady Gaga berlebihan. Seharusnya masih bisa dibicarakan". – Popong Otje Djundjunan, anggota Komisi Kebudayaan DPR, Tempo.com, 18 Mei 2012.
***
Konser Lady Gaga itu cuma printilan, bukan urusan utama pemerintah. Polisi tak usah masuk ke ranah agama”. – Nurul Arifin, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Tempo.com, 22 Mei 2012.
***
"Menurut saya, Lady Gaga ini kan sebagian masyarakat dianggap sebagai ekspresi seni. Kemudian dalam proses demokrasi apapun harus diberi panggung. Jadi mengapa harus dilarangMenurut saya yang mengatakan tidak setuju tidak usah meremehkan yang setuju". – Prof Dr. Amien Rais, mantan Ketua MPR, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN), detikcom, 23/5/2012.

Lebih bahaya koruptor daripada Lady Gaga”. – Imam Nachrowi, Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Tempo.com, 22 Mei 2012. 
***
“Kalau kita mau jahat, enggak usah lihat Lady Gaga kok. Buka internet saja, segala macam ada. Bagi NU, mau ada seribu Lady Gaga, enggak akan mengubah keimanan orang NU”. – Said Aqil Siradj, Ketua PBNU, 15 Mei 2012.
Polisi selalu bersikap abu-abu, bertindak berdasarkan tekanan”. - Herman Hery, Anggota Komisi Hukum DPR, Tempo.com, 22 Mei 2012.
***
"Selama dia bisa menyesuaikan dengan kultur kita, itu tak jadi soal. Hanya perlu disesuaikan khususnya dalam berbusana”. – Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Tempo.com, 20 Mei 2012.
***
"Tidak boleh ada tekanan, aparat tidak boleh terpengaruh pihak mana pun dalam mengambil keputusan".-  Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta 1997-2000 & 2000-2007, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Tempo.com, 20 Mei 2012.
***
Iya, mendukung. Namun, siapa pun artisnya, kalau di Indonesia harus ikuti peraturan kita. Kasih tahu aja dia agar menyesuaikan. Busana dan gerakannya jangan erotis”. – Biem Benyamin, Calon Gubernur DKI Jakarta, 21 Mei 2012.
***
Jadi, kalau Lady Gaga konser, di Indonesia akan lahir kerajaan Iblis, begitu logikanya? Lha, iblis itu terus ada tanpa perlu konser, koq”. – Indra J. Pialang, Partai Golkar.




MEREKA YANG KONTRA

"Keputusan kami tak akan berubah. Banyak mudhorotnya daripada baiknya". – Komisaris Besar Rikwantou, juru bicara Polda Metro Jaya, Tempo.com, 15 Mei 2012.
***
Saya memang sudah memberikan surat rekomendasi kepada Kapolri yang isinya agar Polri tidak memberikan izin penyelenggaraan konser Lady Gaga di Jakarta. Saya tetap menolak dan berharap penolakan ini diperhatikan oleh pihak Polri. Dalam hal ini kan sudah ada rujukan, yakni UU Pornografi. Bagaimanapun, penampilan Lady Gaga tetap tidak sesuai dengan budaya, sistem dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia". - Suryadharma Ali, Menteri Agama, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 23 Mei 2012.
***
Ini artis ditolak dimana-mana. Diprotes umat Islam, dan di luar negeri diprotes umat Kristen. Ini jadi masalah, karena dua agama protes dia. Jadi semua pihak berpikir rasional dengan penolakan Lady Gaga dimana-mana”. – Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI, Tribun News.com, 23 Mei 2012.
***
"Inilah yang tercermin dari polemik Lady Gaga. Sebagian yang merasa tokoh agama pun bergaya western untuk memastikan keintelekannya dan humanismenya. Kalau yang membela Lady Gaga berdasarkan HAM, bagaimana kalau yang menentang juga berdasarkan HAM untuk menentang? Karena menentang pun juga HAM kan? Ingat, membela normapun punya HAM". - KH Hasyim Muzadi, Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok, Suara News.com, 21 Mei 2012.
***
Omong kosong, ketika kita sering mendengar, negara butuh karakter bangsa, berakhlakul karimah, tapi secara bersamaan malah menebar virus pornogragi. PKS juga menedsesak polisi untuk tidak memberi izin konser Lady Gaga. Polisi punya kewenangan yang kuat untuk itu. Negara kita punya UU Pornografi, sehingga harus dipatuhi.  Persoalan pornografi, bukanlah semata kepentingan umat Islam, tapi semua umat beragama. Moral harus dijunjung tingggi”. – Bukhori, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 22 Mei 2012.
***
"Saya rasa polisi sudah pertimbangkan matang masalah itu. Kita kan juga punya kepribadian sendiri”. –Taufik Kiemas, Ketua MPR RI, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Berita Satu, 16 Mei 2012.
***
"Saya heran pada orang Indonesia. Sudah jelas-jelas Lady Gaga itu ditolak di banyak negara, di Indonesia kok malah mau diperbolehkan. Ketinggalan zaman. Banyak negara sudah berpemikiran maju, rakyat Indonesia kok malah meributkan soal Lady Gaga". - Prof DR KH Syaifudin Amsir MA, Syuriah PBNU, Kompas.com, 20 Mei 2012. 
***
"Jika Polri sudah menilai ada potensi pornoaksi dalam pementasan Lady Gaga, adalah tugas Polda Metro Jaya mencegah dan melarang pertunjukan tersebut. Kami berharap Polda Metro tidak ragu-ragu meskipun banyak pihak yang mengecam pelarangan tersebut". – Neta S. Pane, Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Tempo.com19 Mei 2012.
***
"Kalau sudah berkali-kali diekspos pasti terpengaruh. Seperti iklan minuman saat olahraga. Agar mengurangi spiritualismenya selama ini. Ketika menjadi idola dan panutan, maka pikiran dan panutannya akan menjadi rujukan". - Ricardi Adnan, sosiolog dari Universitas Indonesia, Republika Online, 22 Mei 2012.
***
"Saya enggak setuju kalau dia konser di sini, Lady Gaga cukup video klip saja. Karena masih banyak artis lain, masih ada penyanyi lain yang lebih bagus dilihat. Dan santun ketimbang Lady Gaga. Indonesia ini adalah kultur Timur. Begitu ada kultur yang berlebihan, kami sebagai pemerintah akan lebih sulit untuk mengontrol dan menjaga budaya kita". -  Dede Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Barat,  Cek & Ricek, 14 Mei 2012.
***
"Yang saya ketahui, promotor pertunjukan melalui 'media relationnya' menegaskan, pembelian tiket untuk pelajar boleh dicicil setengah harga. Ini jelas demoralisasi anak bangsa. Alih-alih memberikan hiburan justru menjerumuskan anak pada budaya hedonis. Ini bertentangan dengan perlindungan anak yang kita bangun. Konser tersebut akan mengoyak ketahanan kita sebagai bangsa, dan bertentangan dengan prinsip perlindungan anak. Konser ini jauh lebih banyak madaratnya bagi anak bangsa". -Asrorun Niam Sholeh, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kapan Lagi.com, 22 Mei 2012.



MEREKA YANG TERGANTUNG/ PRO TAPI DENGAN SYARAT

Kalau perizinan memang memenuhi syarat, dan tidak sesuatu menimbulkan persoalan silahkan Polri memberikan izin konser Lady Gaga” – Marzuki Ali, Ketua DPR RI, anggota Partai Demokrat, Tribun News.com, 21 Mei 2012.
***
Pada prinsipnya kelompok yang menolak ini lebih pada penampilan Lady Gaga yang tidak senonoh”. -  Saleh Husein, Ketua Fraksi Hanura, Tempo.com, 20 Mei 2012.