Selasa, 12 Mei 2009

AKU BUKAN SIAPA-SIAPA...

Sungguh mati aku tak pernah mengharapkan balas jasa dari kalian semua. Tahta, harta, atau wanita. Itu tidak aku butuhkan saat ini, bahkan sampai kapan pun. Buatku itu semua hanya kenikmatan semu. Tidaklah abadi. Aku pun tak minta kalian mengasihaniku. Aku cuma minta satu permintaan: penghargaan!

Buat kalian, aku memang tak ada artinya. Aku juga bukan siapa-siapa. Nothing and also nobody. Aku hanya sekumpulan kotoran yang tersimpan di dalam perut. Dimana ketika aku sudah terlalu penuh di dalam perut, kalian akan merasa mulas. Meski tak mau, aku tetap dipaksa untuk keluar. Dan oleh karena itu membuat kalian susah untuk memberikanku penghargaan.

Aku tak perlu penghargaan berupa piala, plakat, piagam, ijasah, atau bahkan amplop berisi uang. Listen my friends, aku ini jangan disamakan dengan wartawan amplop. Wartawan yang selalu menerima amplop dari klien, pejabat, atau pimpinan perusahaan yang ingin beritanya ditulis dengan sangat positif. Aku ini selalu menjaga objektivitas. Ketika memang aku harus keluar dari lubang anus dengan baik, ya bentuknya akan baik. Tapi jika harus berceceran, ya mohon maaf bentuknya absurd.


Ini tokai-tokai Rusa yang mirip sekali kayak pismol alias pisang molen. Kalo ada orang nggak tahu, banyak orang ketipu dan makan tokai-tokai ini. Tapi katanya enak, lho? Itu kata Orang Gokil, cong!

"Apakah kalian pernah lihat lukisan yang cara melukisnya cat minyak diciprat-cipratkan ke kanvas? Nah, cipratan-cipratan cat minyak itulah yang disebut absurd..."

Terkadang aku merasa kesepian di tinggal di berbagai tempat yang sebenarnya tak layak buatku. Kadang di pojok tembok rumah kosong, pinggir rel kereta api, pinggir sawah, dan tempat-tempat lain. Jika itu terjadi, aku merasa terbuang, dikucilkan, atau didiskriminasikan. Itu tanda bahwa kalian memang tak berniat sedikit pun menghargaiku.

Aku merasa dingin ketika harus berlama-lama terendam dalam air. Mengapung. Aku juga merasa panas ketika dibiarkan terjemur matahari, sehingga menyebabkan kering. Tidakkah kamu berpikir aku bisa terkena dehidrasi? Tapi kalian semua acuh. Aku dibiarkan sendirian kedinginan dan kepanasan. Kalian tak biasa melayaniku sebagaimana kalian biasa melayani mahkluk hidup lain. Diskriminatif!

Penghargaan penting buatku agar aku bisa membantu kalian tetap sehat. Jangan-jangan kalian belum mengerti pentingnya diriku dalam hidup kalian? Jangan-jangan karena ketidaktahuan kalian semua yang menyebabkan aku tak dihargai? Jangan-jangan kalian tak tahu kenapa warnaku ada yang kuning pucat, kuning tua, dan hitam?

Padahal jika kalian tahu, banyak teman kalian sesama manusia akan tersiksa, jika aku tidak bisa dikeluarkan dari perut kalian. Aku tahu berbagai cara dilakukan agar aku bisa keluar. Jika tak memungkinkan di lubang anus, aku dibuatkan lubang di perut atau dibuatkan saluran via pipa plastik. Ketika kalian berhasil menemukan cara bagaimana diriku bisa keluar, kalian tak banyak bersyukur. Kalian tak menghargaiku. Begitukah cara kalian padaku? Is that the way you treat me?

Baiklah, sekarang aku tunggu reaksi kalian. Aku menunggu apa tindakan kalian padaku. Apakah kalian ingin memperbaiki sikap kalian padaku? Apakah kalian akan meminta maaf padaku dan mengajakku berdamai? Aku sangat berharap kalian sadar dan menghargaiku. Menghargaiku sebagai sesuatu yang cukup penting, meski aku cuma seonggok Tokai.

0 komentar: