Rabu, 01 April 2009

BE CAREFULL WITH "PARTAI BEBEK", CIN!

Irsan bukan Politikus. Bukan pula Caleg. Sebagai Warga Negara kelas tiga, anjuran pria berkumis dan memiliki bewok ini layak disimak. Mumpung waktu pilih Caleg masih 45 hari lagi, ada baiknya memikirkan benar-benar Manusia yang layak jadi Wakil kita di Gedung MPR/ DPR.

“Sebaiknya pilih Caleg yang asalnya bukan dari Partai, dimana dahulu Ketua Partainya pernah jadi Presiden,” kata Irsan sok tahu.

Lho memangnya kenapa?

Menurut Irsan, kalo Presidennya itu-itu lagi, namanya si Caleg nggak mau ngajak ke “perubahan”. Itu namanya ngajak kita ke arah “kemunduran”. Yaiyalah, yang namanya “perubahan” kudu maju ke depan. Masa mau maju ke depan, lihat ke belakang lagi. Makanya itu, calon-calon Presiden yang sekarang ini, kudu tampang-tampang anyar.

“Masa pilih Presiden yang udah pernah jadi Presiden? Itu namanya kemunduran!”

Oleh karena itu, tambah Irsan, pilih Caleg yang bukan dari Partai yang dulu sempat membawa Ketua-nya jadi Presiden. Paling benar, Caleg dari Partai yang Ketua-nya belum pernah duduk jadi Presiden. Tapi bukan berarti Capres-nya yang dahulu yang punya andil mem-back up Orde Baru, lho!

Pelajari Pemerintahan yang sekarang ini, apa kekurangannya dan apa kelebihannya. Ingat! Tinggal 45 hari lagi! Jangan asal pilih! Beraninya ngomong doang! Beraninya kritik doang! Bilang “perubahan” malah ngajak “kemunduran”. Bilang bisa bikin sembako murah, padahal sebelumnya sempat jual aset negara. Bilangnya demi “kebebasan”, eh malah bikin “kebablasan”. Aliran sesat tubuh dimana-mana. Korupsi malah nggak jadi perhatian. Makanya jangan pilih Capres bebek!

“Maksud loe?” tanya Gery yang nggak ngerti yang dimaksud “bebek” oleh Irsan. Yang Gery ngerti, cara makan bebek goreng. Terutama bebek kaleo yang ada di Cempaka Putih dan Rawamanggun itu.

“Partai bebek itu yang sok bisa melakukan kebijakan lebih baik dari Pemerintah sekarang...”

“Konkretnya?” Tanya Gery lagi masih nggak ngerti. Kumisnya turun naik kayak pompa tangan.

“Misalnya soal penurunan bensin sampai tiga kali. Menurut gw itu prestasi, bo! Tapi Partai lain mengklaim harga bensin sekarang masih bisa jauh lebih murah lagi. Lha, waktu jadi Presiden kenapa nggak dari dulu dimurahin aja, Mpok?”

“Iya juga sih,” aku Gery. “Kenapa baru sekarang ngomongnya ya?”

Bebek selalu mengekor, bukan melakukan inisiatif. Tadi baru soal harga bensin. Pemberantasan korupsi yang saat ini dilakukan pun, dianggap mudah dan bisa dilakukan oleh Partai manapun. Padahal Presiden-Presiden terdahulu punya kesempatan yang sama dengan Presiden sekarang. Kenapa nggak dilakuan ya? Entahlah!

“Elo ini kayak-kayaknya pro Pemerintah sekali ya? Jangan-jangan elo ini pengikut Partai-nya SBY?” tanya Gery sok tahu.

“Enak aja!”

“Atau kader Partai-nya JK?”

“Sotoy banget sih loe!”

“Habis apa dong?”

“Gw ini cuma ikut PPPK...”

“Itu nama Partai, bro? Atau nama klab sepakbola? Kayak-kayaknya gw belum pernah dengar Partai PPPK deh. Lolos verifikasi nggak?”

“Itu bukan Partai dogol! Itu pelajaran waktu kita di Pramuka dulu! Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...”

“Oh...nafas buatan!”

“Hmmm...dasar! Kalo nafas buatan baru muden loe!”

0 komentar: