Sabtu, 26 September 2009

SEBELUM MAIN, IZINKAN SAYA BERDOA DULU

Akhirnya Bejo bebas juga dari istrinya. Selama ini ia selalu dihantui oleh ceramah-ceramah sang istri soal agama yang nggak penting itu. Bahwa tiap kali melakukan apapun harus berdoa. Sebelum makan berdoa, sesudah kencing berdoa, mau mengendarai mobil berdoa, dan aktivitas-aktivitas lain.

“Apa nggak ada waktu luang agar kita nggak selalu berdoa?” tanya Bejo.

“Berdoa itu agar kita selalu mengingat Allah, Pap,” jelas sang istri yang seksi mandraguna itu, Halimah. “Dengan berdoa, kita akan diberikan keselamatan dunia dan di akhirat.”

Tiap hari, Bejo selalu diingatkan Halimat agar berdoa. Di waktu hendak tidur kalo belum berdoa, istrinya nggak segan-segan membangunkan Bejo untuk berdoa dulu. Padahal pernah Bejo sudah pulas tidur, bahkan sudah sempat bermimpi basah. Namun Halimah nggak peduli dengan hal itu. Baginya, berdoa lebih penting daripada SKJ atau Senam Kesegaran Jasmani. Berdoa jauh lebih penting daripada roti bakar Edi, ayam bakar Mas Mono, atau program gosip Cek N Ricek.

Kini dihadapan Bejo sudah ada Pelacur telanjang. Ia berhasil melarikan diri dari sang istri yang sedang belanja di Hypermarket di kawasan Sudirman. Pelacur yang sedang berhadapan dengan Bejo adalah Pelacur kelas mahal yang biasa muncul di televisi menjadi Host sebuah program acara. Mengenai lokasi, Bejo memilih sebuah hotel berinisial “A” yang ada di kawasan kota sana, yang biasa menjadi lokasi para praktisi televisi melaksanakan hasrat seksualnya.

“Hayo dong, Mas kita mainkan,” ajak Pelacur berambut panjang yang juga dikenal sebagai bintang iklan beberapa produk consumer goods itu. “Jangan kelamaan, soalnya jam 3 nanti aku harus shooting sinetron.”

“Sabar...sabar,” papar Bejo. “Sebelum kita main, izinkan saya berdoa dulu ya sayang.”

“Kok pake berdoa? Kita kan sedang melakukan maksiat!”

“Kata istri saya, sebelum melakukan apapun kita harus berdoa...”

“Makan tuh istri!”

Dan Bejo pun berdoa dengan khusyu sampai nggak sadar kolornya melorot sedikit demi sedikit. Tanpa sadar, Bejo mengucapkan doa ketika hendak naik kendaraan. Itulah yang membuat si pelacur bingung.

“Lho, itu bukan doa naik kendaraan ya, Mas?” tanya Pelacur yang ternyata mengerti juga soal doa.

“Ah, sama aja bukan? Aku kan juga mau naik kamu.”

“Aku kan bukan kendaraan, Mas?”

“Kamu tetap kendaraan sayangku. Kamu kendaraan menuju kenikmatan duniawi yang sebentar lagi aku rasakan....”

“Dasar tolol!”

0 komentar: