Jumat, 18 September 2009

MASIH RAGU, TAPI BUTUH PROMOSI. GIMANA DONG JADINYA?

Nggak semua orang bisa meyakini sebagaimana orang lain yakin 100%, bahwa 1 Syawal tahun 2009 ini jatuh pada Ahad alias Minggu. Terbukti, sepanjang perjalanan saya, banyak spanduk-spanduk yang mengajak ummat Islam sholat Ied, tapi tanpa mencantumkan tanggal.

Ya, begitulah kalo masih ragu, tapi butuh promosi. Padahal dalam sebuah informasi di teori komunikasi, kalo ada salah satu 'isi pesan' yang nggak sampai ke 'komunikan', maka 'isi pesan' itu dianggap 'mengada-ada' alias lemah kebenarannya. Dalam kasus spanduk-spanduk tanpa tanggal, ini merupakan contoh nyata kelemahan sebuah 'isi pesan'.



Saya mengerti mengapa banyak panitia sholat ied yang masih ragu tapi tetap membuat spanduk, nggak lain nggak bukan supaya para umat nggak bigung. Tentu umat yang biasa sholat di tempat yang bingung menentukan hari lebaran ini. Kalo nggak buru-buru menyebarkan spanduk, bisa jadi tempat itu bakal ditinggalin umat. Umat bakal 'pindah ke lain hati'. Nah, daripada ditinggalin umat bikin rugi, lebih baik tetap melakukan publikasi, meski infonya belum komplet.

Itulah cari publikasi ala Indonesia Raya yang selalu beda waktu lebarannya. Golongan NU lebaran hari A, Muhammadiyah lebaran hari B. Atau NU dan Muhammadiyah sama di hari A, eh golongan lain lebaran di hari lain. Maklum, mereka punya kepercayaan melihat jatuhnya 1 Syawal beda. Salahkah? Kata Ustadz di kantor gw: enggak!

"Tapi demi kerukunan umat Islam, golongan yang lebarannya gak sama, nggak usah dipolitisir. Toh kita tetap meraih kemenangan bersama...."


photo copyright by Jaya

0 komentar: