Selasa, 02 Desember 2008

JAMU GALIAN SINGSET: SEBUAH REKONSTRUKSI SEJARAH

Politik yang memanas tahun 1965 membuat gerah masyarakat tanah air. Jendela-jendela rumah yang biasanya tertutup rapat, dibuka lebar-lebar. Bahkan banyak rumah yang sebelumnya nggak berjendela, terpaksa dibongkar dan dibuatkan jendela agar angin sepoi-sepoi bisa mengademkan suhu politik yang panas itu tadi.

Akibat panas, kipas angin laku keras. Penjualannya yang sebelumnya lesu dan lemah seperti kurang darah, tahun itu terjual bak kacang goreng. Sovenir pengantin yang tadinya cuma asbak atau korek api, berubah menjadi kipas kayu.

Pemerintah bingung mau berbuat apa. Sebab, jika salah langkah, rakyat akan bisa menyerang Pemerintah. Sebaliknya Pemerintah tentu dengan mudah juga bisa menyerang via tentara. Baik raykat maupun Pemerintah jadi main serang-serangan. Gara-gara bingung melangkah dan nggak ada kerjaan, Pemerintah atas Komando Presiden menginstruksikan beberapa instansi untuk bikin kerjaan. Mending kerjaannya jelas, ini nggak jelas, yakni menggali.

PLN diinstruksi untuk menggali saluran kabel. Tiang-tiang yang sudah dibuat, dibiarkan berdiri. Pokoknya selama di situ ada tanah, ya silahkan digali. PDAM juga nggak ada kerjaan, ikut-ikut menggali. Tujuan penggalian adalah memasang saluran air. Last but not least, Departemen Pekerjaan Umum juga ikut-ikutan menggali. Lagi-lagi nggak jelas mo menggali apa. Yang penting kelihatan ada kerjaan.

Tahun demi tahun berlalu. Setiap tahun ada aja galian yang digali oleh beberapa instansi. Yang paling sering ya tiga instansi itu, kalo nggak PLN, ya PDAM. Kalo nggak PDAM ato PAM, ya dinas PU. Pokoknya para pemimpin ketiga instansi itu memang nggak punya visi. Goblok-goblok! Ya dong! Kalo punya visi ya nggak mungkin ada penggalian tiap tahun? Nggak mungkin bikin macet jalan? Ini mah gali lubang tutup lobang. Mirip lagu Nicky Astria: ”Jarum Neraka” yang ada di album Jikustik.

Setiap ada penggalian, Ibu Singset selalu lewat. Ibu Singset adalah penjual jamu gendong yang bahenol bin kecantol. Struktur badannya sangat singset. Kalo nggak tahu singset, itu artinya berbody aduhai. Kata orang, mirip body gitar ukulele-nya Mang Udel. Selain body, yang nggak tahan dari Ibu Singset adalah kondenya yang indah menawan. Besar kondenya persis parabola Astro. Kebayang dong bagaimana cihuinya kalo Ibu Singset jalan, pasti kondenya akan mengenai sasaran muka-muka orang.

Setiap kali lewat, Ibu Singset selalu di-suit-suit-in sama kuli-kuli yang sedang sibuk menggali. Maklum namanya kuli, mereka pasti langsung ”tegang” melihat Ibu Singet jalan megal-megol yang persis bebek bercula dua itu. Mana yang bikin ”tegang” lagi, baju kebaya yang dikenakannya transparan banget, sehingga sering mempertontonkan jaket kulit yang dikenakan olehnya (maksudnya sebelum pake kebaya, Ibu Singset pake jaket kulit anti peluru dulu, Bro!). Udah gitu, kain yang menutupi pantat sampai kakinya seringkali melambai-lambai, sehingga memperlihatkan betis yang putih bersih dan berbulu domba.

Ketika instansi-instansi nggak punya visi, Ibu Singset malah punya. Dia melihat ada setitik peluang yang belum digarap oleh para Penjual jamu gendong lain. Visinya adalah menggarap para kuli agar mau minum jamu hasil olahannya. Tujuannya nggak lain nggak bukan agar badan kuli-kuli itu nggak cepat rontok, bisa tahan sampe tahun 2008. Karena Ibu Singlet yakin 100%, pastilah instansi-instansi ini akan selalu cari-cari proyek menggali. Mo sampe tahun 3011 pasti di negeri ini masih akan ada proyek gali menggali. Lihat saja foto di atas. Itu proyek galian dinas PU di dekat rumah gue yang sekarang bikin macet parah.

Hanya dalam tempo satu malam, Ibu Singset akhirnya berhasil membuat formula canggih. Formula itu kemudian dipatenkan dengan nama Jamu Galian Singset ato diakronimkan dengan sebutan JGS. Sebelum itu, nama jamunya adalah Galian Singlet. Namun berkat arahan sang Sutradara, Singlet diganti jadi Singset sesuai nama penemunya. Ya, nggak enaklah, konotasi singlet kan negatif: bau, jorok, dekil, atau mas-mas yang pakai. Kita bicara banchmark soalnya, Bro!

Penemuan jamu ini jelas memberikan kontribusi yang indah rupawan bagi instansi-instansi yang ingin terus mempekerjakan para kuli galian. Sekarang mau bikin proyek galian apa aja, sudah nggak akan kawatir lagi, karena produk JGS sudah dibuat saschet-nya, lebih instan. Minum dimana aja, okeh! Cukup cari air hangat, disedu, diaduk-aduk, dan diminum deh. Saingan JGS waktu itu cuma Jamu Mentjos (baca: Mencos) yang saat ini masih berdiri tegak di samping RS Thamrin, Salemba.

JGS ini pun mudah di dapat. Selain di apotik, JGS juga bisa dibeli di Toys R’Us atau di Aquarius Mahakam dengan kemasan yang berbentuk kapsul. Oh iya, khasiat jamu ini juga bisa untuk menghilangkan jejak, lho. Jadi, produk home industry Ibu Singset ini pasti bakalan diminati oleh para Koruptor yang punya rencana mau menghilang. Bener-bener visioner!

0 komentar: