Senin, 02 Februari 2009

MALARIA MALARINDU

Merindukan nyamuk Malaria, itu sama aja nyari penyakit. Namun buat Didu, Aides Aegypi adalah spesies yang perlu dirindukan. Sangat dinantikan kehadirannya di saat-saat sekarang ini.



"Kamu udah yakin mau bunuh diri?" tanya sang Nenek.

"Yakin 100%, Nek," jawab Didu.

"Kalo kamu bener-benar yakin, kenapa nggak minum Baygon? Atau minum obat-obatan terlarang? Atau mungkin menembakkan kepala gitu?"

"Nek, Nenek kan tahu aku anti kekerasan," jelas Didu dengan nada pelan. "Aku ingin mati dalam keadaan smooth. Tanpa kekerasan. Aku bukan penganut aliran yang suka merubuh-rubuhkan tembok MPR/ DPR. Bukan pula pengikut organisasi yang seringkali mengacak-acak kafe. Aku cinta damai, Nek,"

"Lalu bagaimana kamu mati?"

"Aku ingin mati gara-gara nyamuk Malaria..."

Begitulah kisah Didu dan sang Nenek yang bukan Nenek sihir. Sampai kini, Didu masih menantikan nyamuk Malaria dengan penuh kerinduan yang membara. Sayang, kerinduan itu mungkin akan dipatahkan oleh Pak RT 02 RW 07 yang sangat rajin melakukan fogging. Sebuah aktivitas penyemprotan dalam rangka mengusir jentik-jentik nyamuk Malaria.

Sebenarnya penantian Didu juga sia-sia kalo mengikuti teknologi yang dilakukan negara Malaysia soal pembasmian nyamuk. Kalo Indonesia masih memakai sistem kuno buat mengatasi demam berdarah dengue via fogging atau pengasapan, bubuk abate, ataupun pemberantasan nyamuk via MLM (Mulut Lewat Mulut), yaitu program 3M (menguras bak air, menutup tempat air, dan mengubur barang-barang bekas), Malaysia udah lebih maju, cerdas dan kreatif. Negara yang menjadi musuh dalam selimut kita ini membuat pasukan nyamuk yang akan membunuh nyamuk Aedes Aegypti.

Gimana caranya?

Jutaan nyamuk mutan yang berjenis kelamin jantan ini akan disebar dan akan membawa gen pembunuh. Begitu nyamuk ini bertemu dengan nyamuk betina dan kawin, nyamuk-nyamuk jantan ini akan menularkan gen mematikan itu ke nyamuk betina. Canggih kan?

Tentu aja nyamuk yang dipakai bukan nyamuk sembarang nyamuk. Nyamuk-nyamuk ini Ssmuanya udah diseleksi, mirip penyeleksian American Idol. Jutaan pasukan nyamuk Aedes Aegypti ini juga udah dimodifikasi secara genetik, dimana mereka dipersenjatai gen pembunuh.

Uji coba penyebaran nyamuk mutan ini dilakukan oleh Institut Penyelidikan Perubatan Kementerian Kesihatan Malaysia yang bekerja sama dengan Oxitec, perusahaan bioteknologi Inggris.

"Jadi saya nggak bisa mati pake nyamuk, nih, Nek?"

"Nggak bisa! Jadi mending elo back to biasanya manusia-manusia bunuh diri deh. Pake baygon. Oke?"

"OK!"

"Sana cepat beli di warung Bu Maysaroh mumpung belum tutup warungnya!"

"OK! Tapi pinjam uang ya, Nek..."

"Duh gimana sih Cucuku ini?! Udah mau mati, masih nyusahin juga..."


video by Brillianto K. Jaya

0 komentar: