Senin, 06 Juli 2009

SO WHAT GITU LHO?!

Tiba-tiba birahi Robert muncul. Sekuat-kuatnya fisik, kalo udah masalah birahi, pria berperawakan gede ini nggak tahan juga. Raganya yang segede Ade Rai ini tiba-tiba nggak berdaya. Jiwanya melemah. Memang, antara jiwa dan raga totally diffrent. Body dan birahi itu beda. Artinya, body gede nggak ngaruh sama sekali kalo birahi udah muncul.

“Bolehkah aku memperkosa dirinya wahai Tuhanku?”

Nggak ada jawaban. Tuhan mendengar, tapi nggak bisa menjawab dengan suara. Kalo Tuhan menjawab pertanyaan Robert, jelas-jelas identitas Tuhan akan diketahui oleh Robert dan kemudian akan tersiar ke seluruh umat. Kalo suara Tuhan kayak suara Michael Jordan, maka Tuhan pasti berjenis kelamin pria. Sedang kalo suara Tuhan kayak Krisdayanti, maka Tuhan pasti berwujud wanita.

“Bolehkah aku memegang-megang payudaranya wahai Tuhanku?”

Sekali lagi Tuhan nggak mengeluarkan kata-kata walau sedikitpun. Sehingga Robert nggak memperoleh jawaban yang dia idam-idamkan. Yap! Dia memang ingin sekali Tuhan segera memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu. Robert udah nggak tahan. Dirinya benar-benar nggak bisa menahan gejolak birahinya yang menggendor-gedor otaknya.

“Bolehkah aku memelintir puting susunya yang sebesar biji kelereng itu wahai Tuhanku?”

Pertanyaan ketiga ini tetap nggak dijawab Tuhan. Kalo pun Tuhan bisa mengeluarkan kata-kata, rasa-rasanya Tuhan nggak akan menjawab pertanyaan ketiga tadi. Kenapa? Pertanyaan Robert udah terlalu jorok. Mengarah ke pertanyaan yang sangat pornografi. Lebih parah dari pertanyaan kedua. Masa Tuhan menjawab pertanyaan kedua dan ketiga? Nanti Tuhan akan terkena Undang-Undang Antipornografi.

“Baiklah kalo menurutmu pertanyaanku terlalu jorok atau porno...”


Mau dekat keranjang sampah kek, so what gitu lho? Sing penting bisa tidur pulas dan nggak ada yang ngegangguin. Ya, paling-paling bau-bau sampah sedikit lumrah lah, wong badan orang yang tidur ini juga bau sampah. Nggak sempat mandi tujuh hari!

Tuhan bingung, kenapa Robert bisa membaca pikiran Tuhan? Dari mana dia tahu kalo Tuhan merasa pertanyaan-pertanyaan Robert terlalu jorok atau porno. Gokil! Jangan-jangan Robert itu Paranormal? Kalo bukan Paranormal, jangan-jangan Robert mendapatkan jawaban dari seorang Joki yang biasa menjadi Perantara antara Tuhan dan Manusia.

Sejak kapan ada Joki yang bisa menjadi Mediator antara Tuhan dengan Manusia? Gawat! Berbicara ke Tuhan kok pake Joki segala? Keterlaluan! Ternyata Joki nggak cuma ada di kawasan 3 in 1. Ternyata Joki nggak cuma ada di Universitas-Universitas. Joki juga nggak cuma ada di sekolah-sekolah atau di kantor-kantor Pegawai Negeri. Joki sekarang juga ada di dunia, di sekitar kita.

“Jangan kira aku nggak bisa mendengar kamu bicara apa wahai Tuhan. Jangan kira aku bodoh nggak bisa membaca pikiranmu Tuhan. Salah sendiri kenapa kamu menciptakanku sebagai mahkluk paling sempurna? Dengan kesempurnaanku ini jelas aku bisa mengetahui pikiranmu dan mendengarkan bisik-bisik suaramu Tuhan....”

Waduh! Sok tahu sekali Robert ini. Sombong sekali pria tambur ini. Pantas saja dia sombong, wong udah berkali-kali diberikan penyakit, tetap aja nggak kapok-kapok berbuat dosa. Udah diberikan berkali-kali cobaan -tertabrak mobil, tertipu ratusan juta, temannya tewas ditusuk Perampok, pesawat terbang yang ditumpangi meledak, dan lain-lain- namun dia tetap cuek dengan kesombongannya, kecongkakkannya.

“Kayaknya aku nggak perlu lagi minta izin untuk memperkosa gadis sexy itu. Gadis yang mengenakan tank top dan hotpants itu sungguh sangat mengundang birahiku. Aku nggak tahan. Nggak kuasa menahan hasrat buat memperkosanya. Salahkah aku?”

“Kamu nggak salah wahai Robert!”

Robert kaget bukan kepalang mendengar suara itu. Suara yang menjawab pertanyaannya. Suara siapakah gerangan? Mungkinkah suara Tuhan? Kenapa tiba-tiba Tuhan bersuara? Seharusnya Tuhan kan nggak bersuara?

“Kamu boleh memperkosa sesuka hatimu. Itu hakmu. Hak birahimu. Apa yang kamu lakukan bukan sepenuhnya salahmu, tapi mereka juga bersalah....”

“Mereka?”

“Iya mereka. Wanita-wanita yang nggak tahu malu itu. Wanita-wanita yang mengenakan pakaian setengah telanjang di hadapan banyak orang. Wanita-wanita yang mengenakan wardrobe di public area dan memberikan contoh buruk pada anak-anak kecil yang ada di situ....”

“Kata mereka itu mode Tuhan...”

“Aku bukan Tuhan!!!”

Robert kaget dibentak kayak gitu.

“Oh, maaf...maaf. Aku salah melebelkan siapa kamu. Ternyata kamu bukan Tuhan. Yasudah kalo begitu Hantu...”

“Terima kasih...”

“Bagaimana lanjutannya?”


Nggak peduli pake jilbab, mereka malam-malam pacaran. Mending pacarannya biasa-biasa aja, yang gw lihat mereka pegangan tangan dan peluk-pelukan. Percaya deh! Mereka itu belum married dan gaya pacaran mereka itu layaknya suami-istri. Tahu nggak sih kalo jilbab itu artinya cuma boleh bersentyuhan dengan Muhrim-nya? "So what gitu lho!" Itu yang terjadi dengan para Jilbaber (sebutan mereka yang berjilbab) yang masih muda-muda dan belum married.

“Memang benar kata kamu, apa yang mereka lakukan adalah sebuah mode. Tapi apakah mode harus kayak begitu? Mengenakan tank top yang mengumbar bulatan payudara atau garis yang memisahkan payudara A yang ada di sebelah kiri dan payudara B yang ada di sebelah kanan? Apakah mode boleh dengan sengaja mempertontonkan tali bra yang sebelumnya sangat risih buat diketahui oleh khalayak ramai? Apakah trend juga harus selalu memperlihatkan paha mulus plus bulatan pantat yang menyembul dari hotpants? Aku rasa nggak begitu...”

“Mereka punya hak. Ini negara bebas merdeka. Nggak ada Undang-Undang yang melarang mereka mengenakan pakaian yang kata kamu itu setengah telanjang...”

“Memang!”

“Kalo begitu so what gitu, lho?!”

So what katamu?”

“Iya, so what?!”

“Kalo begitu, kalo kamu ingin memperkosa mereka, go head! Because so what gitu, lho?! Mereka toh udah tahu risiko memakai pakaian yang mengundang birahi, bukan? Tank top dan hotpants itu. Kalo mereka nggak faham ada hak orang lain di balik kebebasan mereka, ya so what gitu, lho?! Kalo mereka nggak faham kalo negara ini bukan negara liberal yang bisa seenak udel memakai pakaian setengah telanjang yang bisa merusak jati diri bangsa, ya so what gitu, lho?! Silahkan kamu perkosa mereka lah....”

Thanks Tuhanku, eh salah maaf Hantuku....”

You’re welcome my friend Robert!”

Walhasil, Robert berhasil memperkosa beberapa orang. Selidik punya selidik, yang diperkosa adalah berjenis kelamin Pria. Rupanya Robert memang punya kelainan jiwa. Udah diberikan kenikmatan sebagai pria, bukannya menyukai wanita, malah menyukai sesama jenis. Ini mirip kayak kisah di zaman Nabi Luth, dimana terdapat budaya menyalurkan kebutuhan biologis kepada sesama jenis. Sementara wanita-wanita yang seharusnya menjadi pasangan, mereka tinggalkan. Kacau! Edan! Bahlul! Kok jeruk makan jeruk sih?

all photos copyright by Jaya

0 komentar: