Minggu, 15 Maret 2009

KEJARLAH DAKU BAJAJ KUTANGKAP


Meski udah ada yang 4 tak, tetap aja Bajaj 2 tak ini ngalor-ngidul di Jakarta. Maklum, harganya yang 2 tak murmer, yakni 25 jutaan. Sementara Bajaj 4 tak yang bahan bakarnya dari gas harga jualnya 35 jutaan.


Meski udah maju pesat kayak di New York, warga Jakarta tetap butuh bajaj sebagai kendaraan umum favorit. Meski nggak pake AC kayak taksi, tapi soal eksklusif, bajaj nggak kalah kayak taksi. Hebatnya lagi, bisa masuk-masuk gang segala.


Tangki bajaj. Kalo bajaj 2 tak bahan bakarnya bensin campur. Campuran antara bensin, solar, dan kadang-kadang campur dorong.


Mesin bajaj yang bikin kuping jadi budeg. Kalo diibaratkan, suara bajaj mirip suara Penyanyi trash metal, bo! Opa dan Oma yang kupingnya udah budeg, dilarang naik bajaj, kecuali kuping mereka mau tambah budeg.



Stang bajaj yang mirip stang Vespa.



Ngebenerin bisa dimana aja. Nggak peduli jalanan lagi padat-padatnya atau lagi sepi. Sing penting, Bajaj kudu dibetulin dulu. Ngejar setoran, cin!



Ini deretan bajaj yang ada di samping Mal Arion. Gw nggak ngerti, kenapa Polisi nggak ada yang melarang bajaj ngetem di situ. Padahal pos Polisi ada di seberangnya. Cuma bajaj yang bisa begini...


Nggak ada dongkrak, kayu pun jadi. Kalo elo niat jadi Tukang Bajaj, siap-siap kalo ngebetulin bajaj rusak, kudu ahli dorong-mendorong dan tahu dimana lokasi yang harus diganjel.



Jadi sopir bajaj kudu berani. Nggak cuma berani malu gara-gara berhenti seenak udelnya, tapi berani kebut-kebutan kayak Pembalap yang biasa latihan di Sentul. Belok kanan, belok kiri seenek-enaknya. Yang tahu kapan berhenti, kapan jalan, kapan belok, cuma sopir bajaj dan Tuhan.


all photos copyright by Brillianto K. Jaya

0 komentar: