Rabu, 10 Maret 2010

DIA PUN BERHASIL MEMBUKTIKAN KEJANTANANNYA

"Puji Tuhan telah lahir putri pertama km dgn selamat dan juga ibunya selamat pd hari selasa tgl 23-feb-2010 jam 1.50 pagi. Tuhan memberkati. Jhondri @ HEppy".

Itulah sebaris kalimat short massage service (SMS) yang masuk ke handphone saya. SMS tersebut datang dari Jhondri.

Siapakah Jhondri itu? Begitu pentingkah buat hidup saya?


Setiap kali potong rambut, kami selalu curhat-curhatan. Jhondri selalu blak-blakan bercerita, baik soal pribadinya yang 'melambai' maupun acara kisah serong-nya dengan pria.

Kisah Jhondri sebetulnya sudah saya tulis dalam dua tulisan. Ya, nggak apa-apalah kalo Anda pengen tahu siapa 'pria' ini. Lho kok menyebutkan kata pria dengan tanda kutip begitu? Sebeb, sebelum married, status Jhondri masih abu-abu. Apakah dia pria, setengah pria, atau bener-benar wanita yang mendompleng fisik pria?

Hal tersebut bisa dimaklumi. Jhondri adalah seorang hairstylist. Kalo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Penata Rambut. Tukang cukur maksudnya, cong! Tetapi bukan sembarangan tukang cukur, karena he's my hairstylist. Gara-gara kehadiran seorang Jhondri, saya jadi loyal pada satu tukang cukur rambut. Padahal sebelumnya, boro-boro loyal, saya selalu berkeliling dari satu barber shop ke barber shop lain, dari satu salon ke salon lain.

Singkat cerita, Jhondri memaksakan diri buat married. Padahal saya tahu banget, ia suka banget sama pria. Jhondri itu guy saudara-saudara. Namun orangtuanya yang sudah sepuh membukakan hatinya buat menyukai wanita dan kemudian married.

"Kasihan saya orangtua saya," katanya. "Habis mereka selalu berpesan agar saya segera married. Kalo saya married maka hubungan persaudaraan antarmarga jadi berlanjut."

Memang berat buat Jhondri menerima pesan dari orangtuanya kayak begitu. Nggak heran, sifat kebanci-banciannya pun buat sementara ditinggalkan. Ia kemudian married dengan teman main di waktu kecil dulu. Namanya Heppy.



Lebih dari setahun married, Jhondri akhirnya berhasil membuktikan kejantanannya. Ia berhasil punya anak. Padahal ia hampir putus asa, karena sudah hampir beberapa bulan married, istrinya belum juga hamil-hamil.

"Padahal saya sudah memakai berbagai gerakan pas ML, lho," ujar Jhondri pada saya tanpa malu-malu.

Kisah soal ML selalu diceritakan Jhondri pada saat ia memotong rambut saya. Kami memang belum pernah janjian nongkrong bareng di cafe atau restoran. Kami juga nggak pernah curhat-curhatan via SMS. Semua cerita dibuka blak-blakan saat acara menggunting rambut.

Saya tahu mengapa beberapa bulan after married perut istri Jhondri belum melendung alias hamil. Ternyata Jhondri masih 'main serong'. Mending 'main serong'-nya dengan wanita, ini mah dengan pria, bo! Back to nature gitu, deh!

Sampai akhirnya, Tuhan membukakan hati Jhondri buat stop serong! Sejak menstop aktivitas serong, Tuhan langsung mengabulkan permohonan Jhondri dan sang istri buat punya anak. Maka lahirlah Enjel Heptiyana dengan berat 3,5 dan tinggi 50 cm. Enjel adalah nama putri Jhondri dan Heppy.

"Tuhan memang luar biasa," kata Jhondri menggagumi putrinya itu.


Meski kami berbeda kepercayaan, tetapi kami mengagumi anak kami sebagai ciptaan Allah yang luar biasa! Subhannallah!

Saat Enjel brojol, Jhondri setia menemani istrinya. Bahkan di kamar bersalin cuma tiga orang, yakni bidan, Jhondri, dan istrinya.

Proses persalinan memerlukan waktu lama, ya menurut Jhondri dari 'bukaan' ke 'bukaan' berikutnya memakan waktu 7 jam. Sampai kemudian istrinya mulas-mulas dan bidan minta buat 'ngeden' alias mendorongkan dengan cara mengencangkan perut sambil menahan nafas.

"Istri saya hampir nggak sangup lagi 'ngeden'. Sudah kelelehan sekali," ungkap Jhondri. "Tapi saya bilang, kamu pasti bisa. Kalo kamu menyerah, maka risikonya harus di-cecar. Itu perlu biaya mahal lagi."

Kebetulan bidan yang membantu Jhondri bukan bidan yang mudah mengatakan cecar. Bukan cuma bidan, banyak dokter yang juga melakukan hal yang sama. Nggak mau cape. Dikit-dikit bilang ke pasien yang mau melahirkan: "Ini harus segera di-cecar!" Padahal si dokter belum memberi tips atau semangat pada ibu-ibu yang melahirkan buat mengeluarkan bayi secara normal.

Dokter nakal mode begitu juga seringkali ditargetkan oleh rumah sakit (RS). Ini bukan isu, tetapi realita. Dokter kandungan harus memenuhi target men-cecar-kan pasien yang melahirkan, sehingga pemasukkan RS jadi besar. Gokil kan? Beruntunglah saya nggak menjumpai dokter model begini ketika istri saya melahirkan dua anak kami. Kalo ketemu, pasti saya akan perkarakan sampai tuntas. Nah, Alhamdulillah, Jhondri pun mendapatkan bidan yang dengan sabar memotivasi istri Jhondri agar terus berusaha mengeluarkan anaknya secara normal.

"Sekarang ini setiap pulang kerja, saya selalu memandangi anak kami, karena saya kagum akan kebesaran Tuhan," ujar Jhondri.

Kekaguman Jhondri, juga menjadi kekaguman saya. Why? Pertama, Jhondri telah membuktikan kejantanannya. Ia nggak tergoda dengan semangat buat tetap menjadi guy forever kayak beberapa teman-teman saya. Ia memaksa diri married dengan wanita dan punya anak. Yang kedua, seperti saya, saya selalu menganggumi anak-anak kami. Mereka adalah ciptaan Allah yang luar biasa. Meski kepercayaan saya dan Jhondri berbeda, namun kami selalu bersyukur dengan apa yang dianugerahkan Allah pada kami. Thanks to Allah.

all photos copyright by Jaya

0 komentar: