Rabu, 02 Desember 2009

NGUPIL ITU MENGASYIKKAN

Beruntunglah Anda yang memiliki hidung beserta lubang-lubangnya. Sebab, dengan memiliki salah satu anggota tubuh ciptakan Tuhan Yang Maha Esa ini, Anda bisa memasukkan jari telunjuk Anda ke salah satu lubang tersebut. Terserah lubang sebalah kiri atau lubang sebelah kanan, sing penting lubang. Aktivitas ini populer dengan sebutan NGUPIL.

Bagi Anda yang nggak memiliki lubang hidung, barangkali nggak akan pernah merasakan kenikmatan mengupil. Kalo Anda punya satu lubang, Anda masih bisa menikmati, karena masih ada lubang yang dikorek-korek. Oh iya, mengoreknya bisa menggunakan telunjuk, ada pula orang yang menggunakan kelingking. Tetapi jarang yang menggunakan jempol saat mengupil. Kecuali lubang hidung Anda diameternya lebih besar dari jempol atau lubang hidung Anda sudah nggak perawan lagi alias sudah sobek.

Namun percaya nggak percaya, saya bisa menggunakan aktivitas ngupil dengan jemari apa saja. Mau telunjuk kek, kelingking, jari manis, bahkan jempol, semua bisa saya fungsikan untuk mengorek-ngorek lubang hidung. Buat saya, dengan jari apapun kenikmatannya tetap sama.

By the way, yang dikorek dari lubang apa sih? Buat Anda yang nggak punya lubang, saya kasih tahu ya. Bahwa lubang yang dikorek-korek itu berisi kotoran. Asal kotoran itu bisa bermacam-macam. Bisa dari sisa ingus yang kering dan berubah menjadi keras, bisa pula dari kotoran akibat debu yang menempel pada dinding lubang hidung dan tanpa kita sadar menumpuk.

Sebenarnya kalo cuma akibat debu yang menempel, solusinya mudah banget, yakni berwudhu. Dengan berwudhu, kotoran akan sirna. Asal wudhunya bener, lho! Caranya mudah kok, yakni ambil air secukupnya, lalu masukkan air itu ke lubang hidung. Pada saat memasukkan air, lubang digali-gali sedikit agar debu bisa hilang. Mudah bukan?


Ibu ini ngupil dengan nikmat sekali. Duduk beralas tikar dan di bawah pohon rindang. Mungkin setelah si Ibu ngupil, giliran si Ibu yang membantu mengupili anaknya yang digendong itu.

Saya sarankan, setelah berwudhu, sebaiknya Anda langsung sholat. Itulah mengapa mereka yang nggak pernah sholat, kotaran di lubang hidung banyak banget. Coba aja Anda datangi mereka yang nggak sholat, lalu permisi buat melihat lubang hidung mereka, perhatikan dengan seksama, pasti kotor. Wong lubangnya jarang dibersihkan, kok! Paling-paling seminggu sekali pas sholat Jum’at. Atau pas mandi doang. Coba hitung, kalo sehari kita mandi dua kali, maka orang ini cuma mengorek-ngorek lubang hidung dua kali sehari. Tapi kalo orang yang sholat, wudhunya lima kali sehari. Itu pun ditambah tiga kali dalam sekali wudhu. Jadi kalo dikalikan 3 X 5 = 15 kali mengorek lubang hidung.

Ngupil itu memang mengasyikkan. Kalo ada tag line sebuah produk minuman teh yang sesumbar mengatakan APAPUN MAKANANNYA, TEH....MINUMANNYA. Itu kayaknya cocok buat mereka yang doyan ngupil. Tag line-nya begini: APAPUN JENIS KELAMINNYA, NGUPIL ITU MENGASYIKKAN. Yaiyalah! Mau wanita secantik Luna Maya (emang Luna Maya cantik?) atau seganteng Ariel (emang Ariel ganteng?), mereka tetap butuh ngupil. Tetapi mereka pasti nggak kayak Anda yang sembarangan mengupil, dimana tag line yang Anda sukai adalah: DIMANA PUN KITA BERADA, KAPAN PUN WAKTUNYA, NGUPIL IS THE BEST.

Sekarang mari kita bicara soal upil yang berasal dari ingus kering. Kalo upil dari ingus kering, maka akan menjadi sekumpulan kotoran yang berwarna hijau. Ada pula sih yang nggak terlalu muda hijaunya, tetapi hijau tentara. Istilahnya Army look gitu, deh. Kalo Anda kreatif, kotoran yang kering itu bisa dibuat menjadi bundar, kayak makanan yang biasa disebut telur cicak. Tetapi ada pula mereka yang lebih gokil lagi, dimana kotoran tersebut dibentuk seperti balok, segitiga sama sisi, bahkan kubus. Biasanya orang yang superkreatif ini dari sekolah-sekolah seni rupa.

Di akhir note ini, saya harapkan perbanyaklah mengupil agar lubang hidung Anda bersih sempurna. Ingat, lho, apa-apa yang dihirup pasti masuk melalui dua akses. Akses pertama mulut. Akses kedua, ya lubang hidung. Bayangkan kalo di dua lubang hidung itu penuh kotoran, maka apa yang Anda hirup ya kotoran, ya nggak? Pesan saya, jangan malu-malu kucing buang mencongkel-congkel kotoran di lubang hidung. Daripada kotoran dibuarkan bertumpuk dan menutup lubang hidung, itu lebih berabe! Kita jadi nggak bisa bernafas. Memangnya Anda mau bernafas lewat lubang pantat?

Selasa, 01 Desember 2009

ITULAH MENGAPA AKU LEBIH SUKA BAYANGANKU

Mengagumi bayanganku. Entah kenapa aku lebih mengagumi bayanganku sekarang. Ia lebih jujur daripadaku atau teman-temanku. Sementara kami palsu. Terlalu banyak kebohongan yang sudah kami ciptakan.

Bayanganku tidak pernah mengeluh, tidak pula menangis. Ia selalu tegar, setegar karang yang dihempas ombak. Bayanganku tidak pernah sakit hati. Ketika hatinya teraniaya, ia hanya diam membisu. Aku iri, tetapi aku kagum dengan bayanganku.

Namun hidupnya diatur oleh cahaya. Sedang aku dan teman-temanku hidup suka-suka. Bebas merdeka. Ada atau tidak ada cahaya kami tetap hidup. Siang maupun malam, kami bisa melakukan apa yang menurut kami mengasyikan.

Bayanganku mati ketika tidak ada cahaya. Tanpa meninggalkan pesan, ia akan hilang tak berbekas ketika bulan tidak lagi bersinar, ketika neon-neon di ruang itu dimatikan. Ia mati, tanpa perlu bantuan Tuhan untuk mematikannya.

Lihatlah bayanganku sebelum mati. Nikmati bayanganku sebelum ia hilang dari peredaran. Belajarlah dari bayanganku, belajar tentang lapang dada, kesabaran, keihklasan, dan cinta kasih. Dimana semua itu dilakukan tanpa pamrih. Itulah mengapa aku lebih mengagumi bayanganku daripada pada diriku atau teman-temanku yang munafik dan penuh kebohongan.